Tantangan Para Blogger Dalam Ngeblog
Saya tuh ya, kalau ditanya banyak teman-teman yang baru mau mulai ngeblog,
“Mbak Rey, gimana sih caranya jadi blogger?”
Saya jawabnya, tujuannya apa dulu?
Maka hal yang pertama saya sampaikan adalah, tantangan ngeblog dulu, hahaha.
Jahat emang si Rey, etapi ini bagus sih biar niat awalnya dikuatkan.
Karena sebenarnya, tanpa saya kasih tahu segambreng tantangan ngeblog, seharusnya semua orang udah menyadari bahwa,
Biar kata para motivator bilang,
“Nggak baik berkata yang buruk”
Tapi saya tetap mengatakan kepada diri sendiri, bahwa cari uang itu susah, jadi dari situlah mental pejuang saya udah disiapkan sejak awal, biar nggak shock di tengah jalan.
Karena tantangan ngeblog itu ternyata banyak banget.
Setidaknya, beberapa tantangan ngeblog yang pernah saya rasakan adalah:
1. Fee blogger makin kecil, maunya klien makin banyak
Ngerasa nggak sih Bloggers, kalau akhir-akhir ini
fee kerjasama blogger itu, semakin kecil, pasti ngerasa kan ye, hahaha *maksa!
Padahal ya, dari beberapa sumber yang pernah saya baca, alokasi biaya marketing sebuah usaha itu bisa mencapai 75% loh, dan di dalamnya tuh terdapat alokasi buat pemasaran web atau blog, means para bloggers.
Terlebih di masa sekarang ini, marketing online merajai di manapun, tentu saja banyak pelaku usaha yang lebih memilih digital marketing.
Dan kabar baiknya lagi, kebanyakan orang tuh lebih suka mencari sesuatu melalui kolom pencarian google ketimbang media sosial.
Hal ini sebenarnya merupakan kabar baik buat blogger ya, sayang banget justru makin hari kok ya makin kecil aja fee yang ditawarkan.
Kalau melihat pengalaman saya, di awal ngeblog untuk cuan sekitar tahun 2018-2019, kebanyakan job yang saya dapatkan itu langsung dari tim marketing sebuah usaha.
Misal, dapat kerjasama dengan Traveloka, yang hubungi ya marketingnya Traveloka, bisa dilihat dengan email si klien memakai @traveloka, bukan gmail atau email gratisan lainnya.
Sekarang, udah jarang banget ada penawaran dari brand langsung, kecuali beberapa brand kecantikan, itupun yang masih baru di bidang bisnis digital keknya.
Lainnya itu, pasti melalui perantara-perantara, baik itu
komunitas blogger, ataupun semacamnya.
Kalau melalui komunitas blogger yang udah lama melanglang buana dalam dunia kerja sama blogger sih, masih mending ya.
Biasanya setiap komunitas, punya idealisme tertentu mengenai fee blogger, dan itu dipertahankan, agar fee blogger tidak semakin anjlok.
Sedihnya lagi, gara-gara persaingan perantara klien dengan blogger, banyak yang akhirnya tumpul ke atas, tajam ke bawah.
Maksudnya gini.
Mereka nawarin banyak hal yang bisa dilakukan blogger, sementara fee-nya ya segitu-gitu aja, bahkan semakin ancur.
Tapi, brief-nya, panjang sekebon.
Eh salah, sepanjang jalan menuju hatimu deh, eaaaaahhh, wakakakkaka.
Harus 1 blogpost, target PV segambreng, pakai IGS, IG Reels dengan target segabruk.
Belom lagi ketambahan, udahlah banyak brief-nya, sedikit fee-nya, ampuuunnn penantian fee cair, bagaikan menunggu hatimu bertaut pada hatiku, *eh ini apah sih, wakakakakak.
Kan jadi kangen masa-masa tahun 2018-2019 silam, masa di mana komunikasinya sama klien langsung.
Masa di mana, tugas blogger ya cuman buat nulis blog, kalaupun share di medsos, itu bonus dari kita yang pengen kasih yang terbaik agar tulisan kita tentang klien, semakin ramai dibaca.
2. Dituntut punya DA/DR tinggi
Mana akoh tak punya waktu buat nyebar backlink sana sini kan ye, untungnya bisa didelegasikan dan masalah DA ini.
Baca Selengkapnya
Visit Blog