Menjelang hari raya, beberapa instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta, biasanya memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pegawai atau karyawan, dengan besaran yang telah ditentukan sesuai kebijakan masing-masing.
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dimaksudkan, agar para pegawai atau karyawan, bisa menggunakan dengan baik, untuk memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan yang diperlukan untuk keperluan hari raya.
Meskipun kebutuhan yang diperlukan dalam rangka lebaran pada setiap orang tidak sama, tetapi alangkah baiknya, agar penggunaan Tunjangan Hari Raya (THR) yang telah diterimakan, dapat dikelola dengan seefisien mungkin, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya karena kurangnya perencanaan alokasi Tunjangan Hari Raya (THR) tersebut, yang terjadi malah berhutang, karena tidak lagi tersisa dana. Tentu hal ini tidak boleh terjadi, bukan?
Apalagi karena besarnya Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima, menjadikan pengeluaran-pengeluaran yang seharusnya tidak menjadi prioritas, menjadi boomerang bagi diri sendiri. Bukannya mendapatkan kebermanfaatan dengan diterimanya Tunjangan Hari Raya (THR), tetapi malah menambah beban hidup. Untuk itulah, kita jangan sampai lupa diri dan menggunakan THR untuk hal-hal konsumtif saja.
Diperlukan beberapa cara atau langkah, agar kita dapat mengelola Tunjangan Hari Raya (THR) ini dengan bijak, antara lain :
Alangkah baiknya, saat menerima Tunjangan Hari raya (THR) ini, hutang-hutang yang masih ada, untuk dilunasi terlebih dahulu. Hal ini tentu akan sangat meringankan beban atau tanggungan hidup menjadikan keuangan keluarga atau pribadi menjadi lebih sehat.
Membuat perencanaan alokasi anggaran Tuinjangan Hari Raya (THR) tentu sangat diperlukan, agar pada saat anggaran tersebut digunakan, sesuai dengan perencanaan, dan bujet yang tersedia.
Bisa dimulai dengan membuat daftar kebutuhan belanja untuk keperluan lebaran, atau daftar belanja untuk orang-orang yang perlu diberi bingkisan lebaran.
Lakukan perencanaan dengan sematang mungkin, dan tentu harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Jangan sampai karena kurangnya perencanaan, maka THR yang diterima digunakan untuk hal-hal yang tidak diperlukan. Akibatnya, alokasi dana tidak bisa digunakan dengan efisien dan THR menjadi sia-sia.
Menjelang lebaran, tentu banyak keinginan untuk belanja kebutuhan lebaran. Misalnya membeli baju baru, kebutuhan untuk persiapan hidangan bagi para tamu, dan sebagainya.
Tentu alangkah bijak, agar dalam pengalokasian anggaran kebutuhan lebaran, dari Tunjangan Hari Raya (THR) ini, kita membuat skala priporitas.
Lebaran tidak harus identik dengan baju baru, bukan? Diskusikan dengan keluarga, untuk membuat daftar prioritas sesuai dengan kebutuhan, terutama anak-anak. Anak-anak cenderung mengingikan baju baru untuk lebaran. Mungkin bisa dituruti keinginan mereka, tetapi tidak perlu berlebihan.
Beli baju lebaran, mungkin bisa secara online. Banyak seller yang memberikan promo atau diskon untuk ini. Manfaatkan saja. Asal jangan kalap.
Tetap menyisihkan Tunjangan Hari Raya (THR) yang didapat untuk menabung, merupakan salah satu langkah bijak mengelola THR. Sisihkan Sebagian untuk menabung, tidak perlu banyak, mungkin 10-15 persen dari THR yang diterima.
Memanfaatkan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk menabung merupakan salah satu antisipasi bila ada pengeluaran dana untuk hal-hal tidak terduga.
Tetaplah bersedekah, meskipun dalam kondisi sulit, semampu kita. Apalagi dengan diterimanya Tunjangan Hari Rraya (THR) ini, tentu dana yang diperoleh cukup lumayan, bukan? Bersedekah merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan, agar kita bisa lebih menanamkan empati pada kehidupan orang lain yang kurang beruntung dibandingkan kita.
Nah, sudah siap dengan bijak mengelola Tunjangan Hari Raya (THR)?
Semoga bermanfaat.
#BPNRamadan2023