Indonesia adalah negeri yang kaya. Tak hanya kaya sumber daya alam dan obyek-obyek wisata yang mempesona, Indonesia juga kaya adat dan budaya. Salah satu adat dan tradisi yang memperkaya khasanah kehidupan bangsa adalah tradisi yang bersinggungan dengan religi, seperti tradisi dalam menyambut bulan Ramadan.
Ramadan adalah bulan mulai bagi umat muslim. Dalam ajaran Islam, selama sebulan penuh di bulan Ramadan pahala atas amalan dilipatgandakan, dosa-dosa diampuni maka tidak mengherankan jika hadirnya bulan Ramadan sangat dinanti.
Begitu istimewanya bulan Ramadan, masyarakat muslim di Indonesia menyambutnya dengan berbagai tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah. Beberapa tradisi Ramadan yang masih dikenal hingga saat ini adalah:
Nyadran merupakan tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan masyarakat suku Jawa teritama yang tinggal di daerah Jawa tengah dan Yogyakarta. Menurut sejarahnya, nyadran berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti sraddha yaitu keyakinan. Bisa dikatakan bahwa nyadran adalah tradisi peninggalan masyarakat Jawa zaman animism, yang mengadakan upacara menghormati arwah para leluhur, hanya saja disesuaikan dengan ajaran Islam yaitu dengan mengirimkan doa-doa sesuai ajaran Islam. Nyadran dilakukan dengan membersihkan makam leluhur, menaburkan doa dan di beberapa tempat masih mengadakan kenduri sebagai rangkaian penutup. Nyadran biasa diadakan di sepuluh hari terakhir bulan Sya’ban. Secara umum tradisi nyadran diserap oleh sebagian kalangan umat muslim Indonesia dan menyebutnya sebagai nyekar, yaitu membersihkan makam anggota keluarga, menaburkan bunga dan menyirami dengan air di hari-hari menjelang Ramadan.