Sejak kecil dulu, saya mendengar kata Danau Toba langsung sebuah lokasi wisata yang jauh namun indah, sekaligus megah. Membayangkannya saja sebagai salah satu dari keajaiban dunia yang ada di Indonesia sudah membuatku bergidik. Apalagi ketika semakin besar, saya semakin paham bahwa Danau Toba adalah jenis danau vulkanik yang terbentuk dari letusan gunung berapi yang kemudian membentuk danau.
Untuk tingkat Indonesia, Danau Toba bahkan menjadi 1 dari 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas bersama dengan Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Likupang. Bahkan salah satu kabar baiknya yaitu per 2 Juli 2020 lalu, Danau Toba resmi ditetapkan oleh UNESCO sebagai UNESCO Global Geopark. Suatu kebanggan besar buat Indonesia ketika ada pengakuan internasional yang muncul untuk kawasan wisata sehingga besar harapannya dengan status UNESCO Global Geopark ini semakin tinggi kunjungan wisatawan ke danau yang memiliki luas 1.130 km². Danau Toba terhampar di 7 kabupaten yaitu Samosir, Toba Samosir, Dairi, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Simalungun, dan Karo jadi tak heran jika mayoritas 7 wilayah tersebut menyajikan wisata alam Danau Toba yang berbeda-beda. Meski demikian, saya jamin tak akan ada bosannya menikmati Danau Toba dari “wajah yang berbeda-beda” tersebut.
Hingga hari ini saya mungkin sudah lebih dari 5x melakukan perjalanan ke Danau Toba, entah untuk liburan pribadi atau mayoritas karena urusan pekerjaan. Berkali-kali kembali ke Danau Toba rupanya tidak membuat saya lantas bosan akan apa yang disuguhkan oleh alam Toba. Justru setiap kunjungan memberikan kesannya sendiri terhadap kawasan Danau Toba. Apalagi kini untuk menuju ke Danau Toba sudah tidak sulit lagi, sudah ada pesawat langsung dari Jakarta menuju ke Bandara Silangit. Sehingga dari Jakarta hanya memakan waktu sekitar 2 jam lebih dengan ada beberapa pilihan maskapai penerbangan dengan harga yang beragam. Dari Silangit hanya perlu waktu 1,5 – 2 jam perjalanan untuk tiba di Parapat melihat Danau Toba.
Tak heran k…