Alam manusia ini spesial, jika mendapat kondisi yang tepat, bahkan mampu lebih sakti daripada dewa, yakni Sang Buddha. Di alam manusia, manusia mampu mengembangkan apa aja. Manusia memiliki potensi yang luar biasa, dimulai dari batin yang sama sekali tidak terlatih, dapat terlatih hingga menjadi seorang pemimpin atau dapat menjadi orang yang paling dihormati di segenap alam, seperti Sang Buddha. Manusia juga dapat merasakan kebahagian, mereka juga dapat mengalami penderitaan. Bahkan diperiode ajaran Buddha, kita bisa mencapai Anagami. Kita sedang berada di tahun 2023, 2567 Buddhist Era (Vinaya Culavagga Atthakatha: 127). Masuk ke periode 2.000 – 3.000 BE.
Itu semua dikarenakan perbedaan indra kebijaksanaannya. Kenapa ada orang yang bisa melihat jauh di momen perealisasian Dhamma? Kenapa ada orangΒ hanya melihat di permukaannya saja? Ini dijelaskan bukan karena moha, bukan karena tidak melihat. Perumpanaanya seperti di tempat terbuka dan terpapar sinar matahari, ada orang yang tidak dapat melihat jauh karena silau, tetapi ada orang yang dapat melihat jauh. Apakah yang berbeda? Kekuatan indra mata mereka bebeda. Oleh sebab itu, meskipun keadaan sama-sama terang, dan bukan gelap, keduanya sama-sama melihat jarak pandang yang jauh, dan jarak pandang yang pendek. Ada makhluk-makhluk yang memiliki kebijaksanaan hanya sekali mendengar bisa menembus ke depan.
Dari history ke-19 tahun ini, akhirnya dapat menangkap bahwa segalanya tidak kekal. Yap, ternyata selama kita hidup, yang akan berputar terus menerus adalah atthaloka dhamma, yang dimana sehari-hari kita rasakan, tidak bergantung pada gender. Ada untung-rugi, populer-ketidakpopuleran, pujian-celaan, suka-duka. Lalu, pengenalan diri “Anatta” bahwa “ini bukan milikku”. Sobat pernah ngebayangin ini ga? menurutku, kalau ini udah nangkep, pasti semuanya bakal terasa netral. Jadi tidak ingin apa-apa, kayak kita menjadi pelita saat itu juga π iya bener, ngga ada lagi perbedaan, kenapa manusia itu berbeda? Contohnya : pas melihat kilas balik di masa lampau, kita belum menjadi pelita, jadi makin dijalani, perbedaan itu makin banyak. Tapi kalau kita udah nangkep yang temanya Unsur-Unsur dan masuk ke 12 Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan. Benar2 nyatu dikehidupan kita ini. Semua berasa netral. Semua apapun yang mau kita lakukan dan melihat kehidupan ini jadi perenungan tersendiri bagi kita, bahkan seperti biasa-biasa aja. Yap, ini pengalaman yang mengesankan sobat dan menjadi achievement tertinggi in life to the world, treasure.
“Tugas kita adalah hadir. Bukan menjadi siapa, bukan menjadi bukan siapa-siapa, karena di sana terletak ketamakan dan ambisi. Bukan untuk menjadi ini atau itu, sehingga menjadi terkondisi, namun cukup hadir”. Yap, petikan inspirasi dari Anthony de Mello. Beliau adalah pemandu, penulis, pembaca spiritual dan psikoterapis yang menjadi terkenal luas akan buku-bukunya.
Jadi sobat, kebijaksanaan merupakan fenomena yang tidak kekal? iya, karena dapat menurun atau bahkan hilang. Jika kebijaksanaan kita menurun atau hilang, kita tidak ber-anumodana (tidak ikut berbahagia). Jika kebijaksanaan kita berkembang, pasti kita juga ingin ber-anumodana. Kalau misalkan kebijaksanaan adalah permanen, maka udah pasti kita tidak bisa mengembangkan kebijaksanaan yang lebih tinggi. Jadi, kita harus bersyukur kalau kebijaksanaan itu tidak kekal.
Source : Book of Yoniso Manasikara
Finding Paradise Wherever We Go