Saya ketinggalan dari teman-teman saya yang lainnya. Mereka sebagian sudah lulus kuliah di semester yang lalu. Sedangkan saya harus mengambil semester tambahan lagi. Sebab saya pernah cuti satu semester dikarenakan qadarullah jatuh dari motor tahun yang lalu. Disaat teman-teman saya berjuang bimbingan skripsi dengan dospem (dosen pembimbing), saya berjuang untuk latihan jalan kembali. Ya, jatuh dari motor itu membuat tulang kaki saya patah. Tahun itu adalah tahun kesedihan bagi saya. Saya menyaksikan teman-teman seangkatan saya memakai toga dengan senyuman bahagia.
Awal mula kuliah dulu sudah berencana untuk bisa lulus bareng-bareng. Begitulah manusia, kita cuma bisa berencana sesuatu dan yang menentukan nya hanyalah Allah. Tidak apa-apa, saya ngomong sama diri saya sendiri, “bintang akan bersinar di waktu yang tepat”. Semua orang punya waktunya sendiri untuk sukses. Yang penting jangan pernah menyerah. Kalau kita menyerah sudah pasti kita gagal. Saya mulai melanjutkan kembali kuliah saya yang sempat tertunda. Apa yang belum saya ikuti untuk persyaratan siding saya ikuti terus.