Judul: Alasan untuk Tetap Hidup: Melawan Depresi dan Berdamai dengan Diri Sendiri
Judul asli: Reasons to Stay Alive
Penulis: Matt Haig
Penerjemah: Rosemary Kesauly
Desain sampul: Fahmi Fauzi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: 7, Januari 2022
ISBN: 978-6-02064-853-8
Tebal: 266 hlm.
Rating:
“Depresi itu misterius, bahkan bagi para penderitanya.”
Matt Haig adalah seorang penulis dan jurnalis dari Inggris yang mengawali karirnya dengan kekelaman depresi. Tepatnya, gangguan campuran cemas-depresi (mixed anxiety and depressive disorder). Kejadiannya sekitar tiga belas tahun sebelum buku ini lahir, berlokasi di vila liburannya di Ibiza, Spanyol. Sungguh tidak ada tempat yang lebih indah untuk seseorang mengalami serangan panik dan depresi sekaligus.
Masa kecil Haig relatif normal, tetapi bertaburan kejadian-kejadian kecil yang membuatnya merasa tidak tenang dan tidak percaya diri. Di saat-saat itulah ia, untuk pertama kalinya, menemukan penghiburan justru dalam tindakan-tindakan melukai diri, yang membuat orang lain merasa bersalah dan ia merasa terbalaskan.
Sebagai orang dewasa, Haig amat beruntung memiliki Andrea, pacarnya yang suportif namun jauh dari sentimentil. Mereka melewati hari-hari panjang berdua, dengan Andrea sebagai pemberi nafkah utama, sementara Haig harus berkutat melawan pikiran-pikirannya sendiri. Saat kecemasannya kabuh, belanja ke minimarket terdekat saja sudah menjadi pekerjaan yang mengerikan. Walau demikian, Haig mengakui bahwa memaksa diri menjalani kengerian-kengerian semacam itu—yang pada akhirnya terbukti bukan apa-apa yang perlu ditakutkan—merupakan langkah awal untuk membantunya menghalau kebohongan-kebohongan di dalam kepalanya. Haig mengatakan bahwa tubuhnya tidak terlalu berespons terhadap obat-obatan psikiatrik. Oleh sebab itu, ia mesti menemukan cara-cara lain untuk membantunya bertahan hidup.
“Kecemasan, yang seringnya membesar menjadi kepanikan, merupakan mimpi buruk yang dipercepat.”