Tak ada lagi pakem bahwa perempuan harus berdiam di rumah dan mengurus kerja-kerja domestik. Perempuan juga berhak meniti karier tinggi, memiliki kemandirian finansial, dan menorehkan prestasi di sana-sini.
Anggapan bahwa perempuan, mau setinggi apapun pendidikannya, cuma akan berakhir di dapur sudah kadaluarsa. Jika perempuan memilih untuk di rumah, tak masalah sepanjang ia memilihnya tanpa tekanan. Toh, kerja-kerja di rumah juga terbilang lebih berat ketimbang mereka yang bergumul di sektor non-domestik. Bayangkan saja, mengurus anak, membersihkan rumah, memasak, semua dilakukan tanpa bayaran selama 24 jam penuh. Beruntung jika perempuan-perempuan ini memiliki support system yang memadai, tapi jika tidak, makin bertambah malang lah mereka.
Di sisi lain, jika perempuan memilih berkarier di luar pun, itu tak mengurangi ke-perempuan-an dirinya. Yang bermasalah adalah ketika perempuan tak berada dalam kondisi ideal untuk menentukan nasibnya sendiri. Misalnya, dikungkung norma agama, tak diberi kesempatan oleh keluarga, dalam hal ini suami, dan kondisi-kondisi tak setara lainnya.
Di dalam Islam sekalipun, soal perempuan karier juga telah dijelaskan dengan gamblang. Perempuan punya hak untuk memiliki harta dan membelanjakan, memakai, menyewakan, menjual, atau menggadaikan hartanya. Bahkan, tak ada satu pun fatwa atau ketetapan dalam agama Islam yang menyebutkan, perempuan dilarang bekerja di luar rumah apalagi jika tugas tersebut membutuhkan penanganan perempuan.
Jika memilih menjadi perempuan karier, tentu ada pertimbangan tersendiri. Misalnya, perempuan ingin lebih berdaya menghidupi dirinya beserta keluarga. Pun, perempuan ingin mengerek kualitas dirinya di sektor-sektor non-domestik. Pilihan ini tak keliru, dan sebagai sesama perempuan, kita wajib memberi dukungan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu di perhatikan jika ingin
tetap menjadi seorang pekerja profesional tapi tetap bisa jadi
“supermom” bagi keluarga.
1. Manajemen Waktu
Ini merupakan hal paling penting jika memutuskan untuk
menjalani dua profesi sekaligus. Sesibuk dan setinggi apa pun
jabatan di kantor, harus diingat bahwa Anda seorang istri dan
seorang ibu yang harus menyiapkan sarapan pagi untuk
keluarga dan membantu pekerjaan rumah si buah hati.
2. Bersikap Profesional
Jadilah profesional, usahakan agar waktu bekerja tidak
mengganggu waktu bersama keluarga. Sebaliknya, jangan
biarkan urusan keluarga mengganggu pekerjaan Anda.
Membuat skala prioritas mungkin bisa membantu Anda
menentukan mana yang harus didahulukan.
3. Jaga Pola Hidup
Menjaga pola hidup wajib dilakukan untuk seorang wanita
karier yang juga seorang ibu. Makanan yang bergizi, istirahat
yang cukup, serta luangkan waktu untuk berolahraga
merupakan cara yang baik untuk menyeimbangkan kesibukan
Anda di kantor dan saat di rumah mengurus keluarga.
4. Me Time
Anda juga perlu memberikan waktu untuk diri sendiri.
Luangkan waktu sebentar dari keramaian dan menyendirilah,
lakukan aktivitas yang mampu untuk membuat kita menjadi
rilex dan santai.
5. Jaga Emosi
Tuntutan pekerjaan di kantor yang cukup berat biasanya
membuat wanita lebih sensitif, jadi jagalah emosi Anda baikbaik. Tak adil jika Anda melampiaskan kekesalan di kantor
kepada buah hati saat ia mengajak Anda bermain atau
mengerjakan tugasnya dari sekolah.
Saat menjadi ibu rumah tangga jadilah ibu seutuhnya
lakukan aktivitas dengan sebaik mungkin. Dan ketika menjadi
wanita karir bekerjalah secara profesional. Menjadi ibu rumah
tangga sambil bekerja, Anda perlu menyeimbangkan pola
hidup dan kerja. Cek apakah pola hidup dan kerja Anda sudah
seimbang