Ketika disuruh menyebutkan tentang sifat-sifat yang dimiliki jadi inget waktu wawancara kerja, pertanyaan yang sering kali muncul dan jawabnya pun hati-hati karena takut salah. Jawaban yang disampaikan pasti akan digali lagi oleh pewawancara, hoho. Jadi ketahuan banget kan kalo boong jawabnya. Jujur adalah lebih baik, meski ada triknya juga dalam menyampaikan. Untung ini bukan lagi wawancara kerja, jadi bisa bebas menulisnya dan pastinya tidak ada yang nanya-nanya lebih jauh, hihi.
Aku terkadang tidak sadar tentang diriku, apalagi harus menilai diri sendiri?? Ohhh, masih malesssan kalau lagi males. Kenyataannya memang ada orang yang memujiku, uft jadi sombongkan. Disini aku akan menilai diriku sendiri dan pastinya dari orang lain juga yang memujiku. Sebenarnya aku juga tidak peduli dengan pujian orang lain, karena masih jauh jadi orang baik. Tapi sebagai orang yang bijak, layak kita menilai dan tahu kenyataan diri kita sendiri seperti apa. Ketika kita tahu bagaimana kekuatan dan kelemahan diri sendiri, selanjutnya kita akan mengoptimalkan kekuatan itu dan kelemahan yang dimiliki akan menjadi bentuk kontrol diri untuk tidak memaksakan yang diluar kendali kita. Seperti buku filosofi teras, kendalikan apa yang bisa kita kendalikan.