Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sifat anak tak akan jauh dari orang tuanya. Katanya sih gitu. Tapi gimana kalau anaknya masih bayi? Apa iya sifatnya juga tak jauh dari orang tuanya?
Percaya tak percaya, bayiku suka traveling! Sama seperti ibunya. Dia senang diajak keluar rumah. Di kendaraan anteng, dibawa jalan-jalan, anteng juga. Apa memang bayiku suka traveling? Atau ini hanya pembenaran saja agar ibunya bisa tetap traveling? Entahlah, yang pasti ketika traveling, ibunya senang, bayinya pun (terlihat) senang. Hehe.
Sejak usia satu setengah bulan, bayiku sudah diajak traveling lumayan jauh. Saat itu kami bermalam di Kampung Sumber Alam, Garut. Ketika usia lima bulan, dia sudah menghirup udara Pantai Santolo. Maka tak heran jika bayiku senang juga traveling bukan?
Sebagai ibu baru, jelas saja ada kekhawatiran tertanam di dalam hati. Bisa nggak yaa bayiku diajak traveling? Rewel nggak yaa? Bisa tidur di tempat baru nggak yaa? Dan kekhawatiran lainnya.
Menurutku, bayi perlu diajak traveling, supaya bisa merasakan “atmosfer” yang berbeda, tak melulu tidur di tempat yang sama, selalu menghirup udara yang sama, dan memandang pemandangan yang sama, 24 jam dalam sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Ya, tentunya tetap dalam batas yang wajar, disesuaikan dengan kemampuan bayi.
Berdasarkan apa yang kualami, izinkan aku berbagi sedikit tips traveling bersama bayi. Siapa tau bisa membantu ibu-ibu yang mau ajak bayinya traveling, tapi bingung apa yang harus disiapkan 🙂