Apa yang akan terjadi dalam hidupmu jika kamu memiliki sebuah “keistimewaan”, dimana kamu bisa berbicara dengan seseorang melalui “bahasa kalbu” setiap kali hujan turun?
Inilah yang menimpa kehidupan Rarin. Ia bisa berkomunikasi dengan seorang lelaki yang ia beri nama “Pangeran” setiap kali hujan datang. Sayangnya, Rarin belum dan tak pernah dipertemukan secara langsung pada sosok yang sering ia ajak bicara tersebut. Mungkin, takdir memang mempermainkannya.
Hingga, setelah dewasa, Rarin yang kemudian menjadi seorang fashion designer, bertemu tanpa sengaja dengan Tanthai, seorang bintang muda yang sikapnya sungguh arogan dan terkenal menyebalkan. Waktu yang bergulir rupanya menyadarkan Rarin, bahwa lelaki yang selama ini sering ia ajak bicara melalui pikirannya, adalah Tanthai.
Payahnya, bukan happy ending yang seketika itu didapatkan oleh Rarin. Hubungan baiknya yang perlahan terjalin dengan Tanthai, membawanya pada sebuah pukulan telak. Rupanya, design pakaian yang selama ini menjadi kebanggaan miliknya, memiliki ciri khas yang mirip sekali dengan karya dari Rung, kakak kandung Tanthai. Ah, apakah obrolannya selama ini dengan Tanthai, memengaruhi pola karyanya? Ataukah … Rarin sudah “mencuri” hasil karya orang lain tanpa ia sadari?
Kenyataan lainnya, Rung, kakak kandung Tantahu, sampai tergolek koma hampir selama 3 tahun, bukanlah akibat kecelakaan biasa. Rung memilih menenggak obat penenang terlalu banyak sebab menyadari bahwa karya pakaian yang ia design sepenuh hati, tiba-tiba saja seolah “dicuri” oleh designer lain.
Apakah keistimewaan yang Rarin miliki, telah menjadikannya sebagai seorang plagiator karya? Apakah Tanthai menyadarinya? Lalu, bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Rarin dan Tanthai dengan keistimewaan yang membuat keduanya saling nggak bisa menyembunyikan rahasia?