2022 goals of seaandstarsdiary |
Anu, saya baru mengaktifkan lagi blog ini setelah sekian bulan hiatus dan baru ngeuh untuk menulis hal ini beberapa menit lalu.
So, yang pertama saya akan merekap goals di tahun 2021 yang saya buat garis besarnya di sini.
Dan ternyata hanya terwujud 20% saja. Ya sudahlah. It’s okay, dalam meraih mimpi di 2021 kemarin (dan tahun-tahun sebelumnya) saya memang tidak pernah strict dengan diri sendiri. Saya melakukannya dengan flow state with the feelings, jika dirasa mimpi-mimpi itu sudah tidak relevan dengan diri ya saya skip saja. Makanya, yang bisa terwujud cuma 20%-nya.
Nah, ada juga sebenarnya yang setelah saya pikir-pikir mengganjal dan kurang sreg, yaitu dengan metode yang saya gunakan, vision board.
Sebelum membisikan cara baru yang saya gunakan tidak ada salahnya saya akan mengulas sedikit tentang vision board. Siapa tahu ada yang ingin memulai dengan metode ini dan cocok dengannya.
Apa itu Vision Board?
Konsep vision board ini cukup mudah dibuat hanya menggunakan gambar atau foto yang merepresentasikan goals yang ingin kita capai.
Saya sendiri membuatnya dengan aplikasi Canva dengan foto-foto yang saya “pinjam” dari Pinterest dan Unsplash.
Setelah selesai menyusun foto-foto tersebut tinggal langsung diunduh atau dicetak atau dua-duanya, suka-suka deh.
Goals yang ada di vision board ini haruslah disimpan atau dipajang agar kita mudah melihatnya setiap saat.
Untuk versi digitalnya bisa disimpan sebagai screensaver handphone, tablet, atau laptop sedangkan untuk versi fisiknya dapat ditempel di pintu, tembok kamar, atau tempat-tempat strategis lainnya.
Versi fisik dapat dikreasikan sekreatif mungkin tidak hanya mengambil atau mencetak foto/gambar dari internet tapi bisa juga dibuat sendiri (untuk yang jago gambar, kebetulan saya mah nggak).
Ditempelnya pun bisa memakai pigura misalnya atau papan atau cukup pake kertas aja yo wes ndak masalah yang penting ada gambar-gambar yang mewakili mimpi-mimpi kita.
Setahu saya pertama kali booming vision board ini ketika buku The Secret muncul yang kemudian disusul filmnya. Jika tidak salah, saya belum search lebih jauh, sih ini.
Sayangnya untuk saya papan visi atau disebut juga papan mimpi ini kurang optimal. Sering kali imajinasi saya terbentur dengan foto atau gambar yang saya ambil sebagai perwakilan dari mimpi-mimpi saya.
Maka dari itu mulai tahun ini saya menggantinya dengan metode baru yang saya pikir bakal tepat karena imanjinasi saya tidak lagi akan berasa terpenjara. Metode baru tersebut yakni index cards.
Metode baru yang bukan baru, index cards
Sebenarnya index cards ini bukan baru-baru banget ada tapi saya baru tahu bahwa cara ini bisa digunakan untuk tujuan yang sama seperti halnya vision boards.
Index cards ini dapat disebut juga flashcards, yaitu kartu-kartu yang biasanya tersusun berdasarkan alfabet yang bertujuan untuk mengingat suatu informasi. Biasanya sering digunakan untuk belajar bahasa, mengingat rumus-rumus, atau untuk belajar secara umum.
Kalau saya membuat kartu indeks ini tanpa menggunakan alfabet (secara acak) dan dengan tidak lebih dari 20 kartu menggunakan kartu nama kosong.
Salah satu goal di tahun 2022. |
Saya menulis mimpi-mimpi di dalamnya dengan singkat dan jelas, satu kartu mewakili satu mimpi spesifik dengan sedikit uraian jika dirasa perlu.
Hasilnya sejauh ini adalah saya bisa bebas dengan imajinasi, lebih jelas memproyeksikan apa yang dimimpikan tersebut dari angle dan dimensi yang beragam.
Dan hal penting dari kartu indeks ini yaitu mudah untuk detachment (melepaskan). Sehingga saya leluasa membuat ruang tak kasat mata antara saya dan mimpi-mimpi saya.
Bagaimana, apa kalian membuat goals dengan vision board atau index cards atau mungkin dengan cara yang lain? Share di komen ya.
-al