Keigo Higashino–entah sedari kapan saya menjadi suka membaca karya-karyanya. Nagih saja rasanya ketika tahu karya pengarang dari negeri Sakura ini. Sejak membaca novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya atau Kesetiaan Mr.X?
Kalau benar demikian, saya jadi ingat ungkapan salah satu duta baca Indonesia sebelumnya yang mengatakan “Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cari buku itu. Mari jatuh cinta.” yang dengan kata lain, kedua novel tersebut menjadi batu loncatan saya untuk membaca karya Keigo Higashino lainnya, wahhh!
Selain itu, novel Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis memang begitu menyita perhatian. Dari judulnya saja membuat saya tergugah. Kira-kira cerita apa yang akan disuguhkan oleh Keigo Higashino kali ini ya?
Apakah tokoh penulis dalam karyanya melakukan tindak kejahatan untuk membuat karyanya semakin realistis? Ataukah tokoh penulis sekadar tidak sengaja menemukan catatan pembunuhan sehingga dijadikannya ide dalam karya kriminalnya tersebut?
Daripada menerka-nerka, mari dibahas bersama.
Identitas Buku
Judul Novel : Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis
Pengarang : Keigo Higashino
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, 2020
Tebal : ± 304 hlm.
Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis secara garis besar bercerita tentang teka-teki terbunuhnya seorang penulis ternama bernama Hidaka Kunihiko. Dia adalah penulis yang cukup populer dan karya-karyanya best seller. Namun ketika dia berencana pindah ke Kanada, dia ditemukan tergeletak tak bernyawa di ruang kerjanya.
Dalam kasus ini, seorang detektif bernama Kaga Kyoichiro mengendus kejanggalan terhadap barang bukti, apalagi para saksi yang telah dimintai keterangan. Para saksi tersebut ialah Rie-san (istri kedua Hidaka), Nonoguchi Osamu (teman sekolah Hidaka), keluarga Fujio Miyako. Dari ketiga saksi tersebut, detektif Kaga menaruh kecurigaan kepada Nonoguchi Osamu.
Selain teman masa sekolah, Nonoguchi Osamu merupakan seorang penulis anak. Dulu dia seorang guru, tapi memutuskan untuk mengejar cita-citanya sebagai penulis. Hidaka membantu Nonoguchi bertemu orang-orang penerbitan, sehingga dia bisa menulis sampai sekarang. Akan tetapi, Nonoguchi tidak seberuntung Hidaka yang kini karyanya selalu ditunggu para pembaca.
Lantas apa yang membuat detektif Kaga meragukan kesaksian Nonoguchi dalam investigasi kematian Hidaka?
Usut punya usut nih, pada awalnya Nonoguchi memberikan kesaksian palsu bila dulu Nonoguchi dan almarhum istri pertama Hidaka memiliki hubungan gelap. Namun tidak lama, Hidaka mengetahuinya dan memaksa Nonoguchi untuk menjadi ghost writer-nya.
Nah, Nonoguchi memberikan petunjuk kepada detektif Kaga bila salah satu karya terkenal milik Hidaka adalah karangannya. Bukan hanya itu, dia juga memancing detektif untuk menginvestigasi ulang kematian almarhum istri Hidaka.
Nyatanya, semua hanya akal-akalan Nonoguchi yang ingin mencoreng nama baik Hidaka. Toh, kematian sang istri memang murni karena kecelakaan. Lantas plagiasi tersebut? Tentu saja sama.
Fyi, Nonoguchi ini memberikan kesaksian melalui sebuah karya seperti cerpen bersambung atau novel berseri? Maksud Nonoguchi supaya memudahkan detektif Kaga dalam memecahkan kasus sang maestro tersebut.
Pada awalnya detektif dibuat terkecoh. Namun kesaksian dari karya Nonoguchi membuat detektif Kaga semakin yakin, bila pembunuh sebenarnya tak lain adalah Nonoguchi.
Memangnya apa sih motif Nonoguchi Osamu sehingga memutuskan membunuh teman masa sekolahnya tersebut, bukankah selama ini Hidaka selalu baik kepadanya?
Detektif Kaga menyebutkan bila Nonoguchi menghabisi nyawa Hidaka karena dia memegang rahasia masa lalunya. Sebab dulu, Nonoguchi pernah bergabung dengan geng pembully yang di ketuai Fujio dan membuli Hidaka.
Padahal sebelum bergabung dengan Fujio, awalnya Nonoguchi yang menjadi sasaran. Kemudian Hidaka membelanya. Adakalanya akibat rasa percaya diri Hidaka membuat Fujio semakin geram dan ingin menindasnya.
Fyi, inilah alasan mengapa diawal keluarga Fujio menjadi saksi. Alasan keluarga berkunjung ke rumah Hidaka sebelum tewas untuk meminta Hidaka menarik peredaran karyanya yang berkaitan dengan kisah pembullyan di sekolah. Sebab mereka merasa karya tersebut telah mencemarkan nama Fujio yang kini sudah tiada.
Nah, dari latar belakang tersebut Nonoguchi takut Hidaka akan membeberkan masa lalunya. Nonoguchi ingin reputasinya bagus sebagai penulis. Selain itu, saya kira dia selama ini selalu merasa was-was, sehingga rencana keji itu begitu terencana dengan baik dan detail.
Selain itu saya kira motif lainnya dia merasa iri dengan kesuksesan Hidaka, sedangkan Nonoguchi sebatas penulis anak dan kini menderita penyakit akut yang perlu dioperasi.
Well… begitulah ringkasan novel Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis karya Keigo Higashino. Ngomong-ngomong, saya tidak bisa menceritakan alurnya secara mendetail karena memang banyak plottwist dan malah bisa menjebak. Pokoknya kalau ditulis ulang dan tidak fokus akan semakin banyak dan membingungkan.
Sebab saya pada awalnya malah terkecoh dengan pengakuan Nonoguchi. Asli, Keigo Highasino berhasil menggiring opini saya bila dia adalah seorang mantan pendidik yang berbudi, haha.
Jadi pada intinya kisah ini adalah sebuah niat jahat seorang penulis yang membunuh teman penulisnya dalam sebuah karya.
Emm… memang ya, kalau manusia sudah dengki jalan apa saja terasa baik dan benar. Padahalkan segala rejeki sudah ada yang mengatur dan enggak akan tertukar.
Dari Malice: Catatan Pembunuhan Sang Novelis ini saya belajar, kendati rumput tetangga lebih hijau tetap syukuri bagaimana pun perkembangan rumput di halaman rumah sendiri. Semua butuh proses, bisa saja rumput tersebut butuh waktu untuk tumbuh lebat, right?