Berawal saat saya dan keluarga berencana belanja untuk kebutuhan rumah yang rutin dilakukan, mulai dari sabun cuci baju, sabun cuci alat-alat masak dan teman-temannya, sabun mandi, pasta gigi, minyak dan sebagainya, di sebuah pusat perbelanjaan di kota kecil, domisili saya dan keluarga.
Masih di pelataran parkir, terlihat beragam kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, hampir memenuhi. Ingin mengurungkan niat berbelanja, tetapi juga didesak kebutuhan. Akhirnya kami tetap melanjutkan untuk mencari tempat parkir.
Sempat agak lama mencari tempat parkir, tetapi akhirnya bisa juga. Lantas kami melanjutkan langkah menuju pintu masuk tempat belanja, kebetulan berada di lantai dua, karena lantai pertama digunakan sebagai area bermain anak-anak, dengan suasana sangat riuh. Memang saat itu hari libur, jadi wajar bila pusat perbelanjaan ramai pengunjung.
Ketika naik ke laintai dua tempat belanja berada, kami melewati area fashion, mulai dari baju atasan, bawahan, dalaman, hingga alas kaki, untuk anak-anak maupun orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Terlihat banyak pengunjung memilih fashion, terutama bagian yang ada diskon maupun obral.
Kami mempercepat langkah, berusaha tidak tergiur untuk belanja fashion. Belum waktunya, pikir saya.
Lantas gegas menuju tempat belanja, yang ternyata juga sangat ramai pengunjung, bahkan di bagian kasir sudah mengular, antri untuk membayar. KamipunĀ heran, masih awal bulan, tetapi tingkat konsumsi di pusat perbelanjaan sudah luar biasa. Troli belanja bahkan sudah tidak tersisa satupun.
Saat melewati beberapa lorong, tempat produk-produk dipajang, terlihat seorang perempuan memborong minyak goreng dan aneka sembako ke dalam troli belanja. Ada juga seorang ibu, karena tidak kebagian troli belanja, tetapi tiga keranjang penuh belanjaan, turut mengantri. Ada juga pasangan suami istri memborong susu dan perlengkapan bayi, memenuhi troli mereka.
Beraneka produk untuk persiapan lebaran juga tampak memenuhi lorong. Mulai dari sirup, aneka kue kering, camilan, bahkan beraneka parsel dengan beragam isi dan harga, menunggu pengunjung pusat perbelanjaan untuk segera dipinang.
Tak ingin berlama-lama, kamipun segera menuju etalase, berbelanja sesuai kebutuhan, dan segera berlalu dari pusat perbelanjaan. Bukan karena apapun, tapi kami khawatir tidak bisa menahan diri alias kalap.
Sebetulnya bukan suatu masalah, kita berbelanja sesuai keinginan, apalagi saat ramadan dan menyongsong lebaran, tentu banyak sekali kebutuhan. Merupakan hak semua orang untuk membelanjakan dana yang dipunya. Namun alangkah bijak bila kita berbelanja sesuai kebutuhan saja. Mungkin saja dana yang dipunya, bisa untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Ada beberapa cara, agar kita tetap bijak saat belanja kebutuhan di bulan ramadan dan menjelang lebaran, antara lain :
Meskipun keinginan begitu banyak untuk berbelanja ini itu, tetapi kita harus memperhatikan budget yang tersedia. Harus bijak menentukan pilihan belanja. Ada toleransi saat berbelanja, mungkin melebihi budget, tapi jangan melebihi ambang batas.
Daftar belanjaan sangat penting, agar tidak menimbulkan keinginan untuk berbelanja diluar daftar tersebut. Adanya list belanja membantu kita berbelanja sesuai kebutuhan.
Beragam diskon, obral, sale dan sejenisnya, tentu bisa membuat kita tergiur. Potongan harga yang memanjakan, terkadang membuat kita terus mengeluarkan dana untuk membeli barang-barang yang diinginkan, meskipun sebenarnya bukan yang dibutuhkan. Sekali lagi, kita harus benar-benar bisa membedakan, antara keinginan dengan kebutuhan.
Lakukan diskusi dengan anak dan pasangan, agar kita tidak berbelanja diluar kebutuhan keluarga. Meskipun masih anak-anak, tetaplah mengajak mereka untuk turut serta dalam mengambil keputusan, misalnya saat anak ingin dibelikan camilan kesukaan yang tentu saja beragam jenis pilihan. Biasakan anak memilih jajanan yang memang disuka, bukan hanya karena tertarik dengan bentuk atau warna, tetapi saat di rumah malah tidak dimakan.
Nah, itulah beberapa langkah bijak agar kita tidak kalap saat belanja untuk kebutuhan ramadan maupun lebaran. Semoga bermanfaat.
#BPNRamadan2023