Beberapa redaksi banyak menyebutkan bahwa “Perempuan itu dipilih, bukan memilih” dengan begitu banyak kemungkinan perspektif berdatangan dari perempuan perempuan hebat yang berdaya dan cukup mampu dapat bersaing secara kompeten dalam setiap fase kehidupan dan berbagai bidang pekerjaan. Dalam hal ini banyak peran peran laki-laki yang juga mampu dilakukan oleh laki-laki.
Kenyataannya, Kenapa perempuan harus dihadapi pada sebuah keputusan untuk memilih, perempuan dipaksa memilih mau berkarir atau mengurus rumah tangga, perempuan dipaksa memilih untuk tidak mencapai pendidikan tinggi atau hanya memasak saja dirumah, perempuan dipaksa memilih, jarang diantara kita ada yg cukup berdaya untuk kita bisa dapatkan semua.
Namun, ada satu perspektif lagi yang mana dapat membuat perempuan menjadi tidak memiliki kepercayaan diri baik dalam hal relationship, hal karir dan pendidikan. Katanya perempuan itu dipilih bukan memilih, sebagai perempuan yang melihat fenomena ini dengan bijaksana, Bahwa baik laki-laki dan perempuan memiliki hak untuk dapat memilih, baik memilih make up yang dipakai, baik memilih skin care yang sesuai, baik memilih pakaian yang dipakai, baik mendapatkan pekerjaan yang diinginka. Sama halnya dengan memilih jodoh, perempuan bisa dan dapat dihadapkan pada pilihan, perempuan bisa memilih seperti apa Harapan jodoh nya dan rencana pilihannya untuk masa depan, apabila dihadapkan oleh lebih dari satu atau lebih laki-laki yang dapat dipilih, bukan esensinya pada laki-laki yang memilih, baik laki-laki dan perempuan bisa sama sama mengemukakan pendapat dan pilihannya. kedua nya memiliki kesempatan yang sama sama untuk dapat mendapatkan kebahagiaan dalam relationship.
Karena perempuan juga memiliki hak atas ambisi, keberanian, kecerdasan serta pesonanya, wanita punya power yang nyata atas orang-orang disekitarnya. Jadi Jangan sampai kalimat yang dikatakan bahwa perempuan dipilih tidak bisa memilih hanya akan menurunkan posisi perempuan sebagai perempuan atas apa yang sudah dilaluinya dengan luar biasa.
Dikantor mereka bisa menduduki posisi penting dan sukses dikarir, disekolah atau di kampus/organisasi mereka bisa jadi informal leader… Dirumah perempuan bisa menduduki posisi Ibu rumah tangga yang luar biasa management time work dengan anak dan perintilan pekerjaan dirumah. Apalagi punya disiplin ilmu management keuangan rumah tangga. Dimana lagi? Perempuan selalu punya posisi khusus dan istimewa. Jadi apakah perempuan harus selalu menghadapi pilihan?