“Di dalam dunia yang berisik, kita hanya perlu mendengarkan suara hati sendiri.” ~ Muklas dan Prani
Hai sobat Blogger Perempuan!
Aku mau mengulas nih film Indonesia berkelas yang belum lama ini di bioskop dengan kualitas cerita serta penempatan simbolnya terasa seperti film Oscar Parasite, judulnya Budi Pekerti (2023) atau Andragogy. Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto, kemudian menyabet nominasi 16 kategori di FFI 2023 dengan perolehan kemenangan sebanyak 2 kategori. Dengan keempat pemeran utama yang bukan kaleng-kaleng seperti Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina dan Dwi Sasono, juga sutradara sekaligus penulis naskah yaitu Wregas Bhanuteja yang pernah membuat film berkelas lainnya- Penyalin Cahaya.
Film Budi Pekerti (2023) berkisah tentang tentang video perselisihan seorang guru BK, Prani ketika mengantre di pasar dan menjadi viral di internet. Perkataannya dinilai tak pantas terucap dari seorang guru, sehingga tiap aksi pembelaan dirinya bersama keluarga menjadi bumerang yang perlahan menghancurkan kehidupan mereka yang dulunya berjarak.
Berawal dengan sosok Bu Prani Siswoyo, guru BK (Bimbingan Konseling) di sebuah SMP Yogyakarta. Prani menjadi salah satu kandidat guru yang akan menjadi wakil kepala sekolah. Dia berusaha untuk meraih jabatan itu agar lebih meningkatkan kualitas ekonomi keluarganya. Apalagi Prani memiliki suami yang bipolar (depresi karena berbagai usahanya tak berhasil apalagi setelah pandemi COVID) bernama Didit. Lelaki itu harus beberapa kali pergi ke psikiater dan meminum obat dengan biaya yang lumayan besar. Selain itu sudah beberapa bulan Prani belum bisa membayar sewa rumah karena terkendala biaya. Kedua anak Prani perempuan dan laki-laki. Yang sulung, Tita adalah anggota band indie dan memiliki bisnis thrift shop (menjual baju bekas). Sementara adiknya, Muklas adalah seorang pembuat konten tentang meditasi yang mencontoh perilaku hewan di medsos dengan nama beken ‘Animalia’.
Suatu hari di sela-sela kesibukannya, Prani pergi ke pasar untuk membelikan suaminya kue putu legendaris. Begitu banyak yang mengantri hingga ada beberapa oknum menyerobot antrean dengan memanfaatkan mereka yang sementara dilayani atau sudah dekat antreannya dengan si penjual. Prani kesal dengan hal itu dan akhirnya menegur halus seorang bapak yang terlihat habis bersepeda. Si bapak tidak terima dan malah memarahi Prani balik hingga suasana memanas. Bu Rahayu selaku penjual berusaha melerai keributan dan menyarankan untuk membuat kuenya Prani lebih dulu. Prani yang menjunjung keadilan akhirnya mengalah dan pergi darisitu tanpa membeli. Sebelum pergi Prani berujar ‘ah su’ yang sebenarnya berarti ‘ah lama’, namun rupanya banyak yang merekam kejadian itu dan mengira dia mengumpat pada Bu Rahayu. Rekamannya menjadi viral dan netizen sampai menjadikan ‘sepenggal situasi’ itu beberapa video parodi hingga meme.
Secara keseluruhan film Budi Pekerti (2023) sangat bagus! Tema yang jarang terangkat di Indonesia yaitu cyberbullying, cerita yang terasa nyata dan bisa saja terjadi (mengandung slice of life), juga banyak pembelajaran yang bisa kita petik. Review selengkapnya bisa lihat di link berikut ya 🙂