Pernah nggak merasa hidup ini seperti kereta cepat yang nggak pernah berhenti? Bangun pagi-pagi, dikejar jadwal, berjuang melewati hari, sampai tiba-tiba udah malam dan kita pun sudah kelelahan. Kadang kita cuma butuh jeda—untuk melihat dan menikmati hal-hal kecil di sekitar yang sebenarnya penuh makna. Nah, Haemin Sunim, seorang biksu Buddha asal Korea, lewat bukunya The Things You Can See Only When You Slow Down, mengajak kita untuk berhenti sejenak, melambat, dan mulai melihat hidup dari sudut pandang yang lebih tenang.
Ini beberapa pelajaran berharga dari buku ini yang mungkin bisa kamu coba terapkan:
1. Melambat dan Menemukan Keindahan di Sekitar Kita
Sering kali, kita melewatkan banyak hal karena terburu-buru. Haemin Sunim bilang, melambat bukan soal mengurangi pekerjaan, tapi soal memberi waktu pada diri kita untuk benar-benar hadir di saat ini. Dengan melambat, kita jadi lebih peka dan bisa merasakan keindahan dari hal-hal yang mungkin kelihatan sepele.
Coba deh: Mulailah dari hal kecil, kayak nikmatin kopi atau teh di pagi hari tanpa terburu-buru. Rasain aromanya, hangatnya, dan biarkan itu bikin kamu lebih santai menjalani hari.
2. Berdamai dengan Emosi Sendiri
Banyak yang bilang, biar bahagia harus selalu positif. Tapi Haemin Sunim punya pandangan lain. Dia mengajak kita buat menerima semua perasaan, bahkan yang negatif sekalipun. Kadang, justru dengan menerima emosi kita—baik sedih, marah, maupun kecewa—kita bisa menemukan ketenangan yang sebenarnya.
Coba deh: Ketika lagi kesal atau cemas, beri waktu buat merasakan itu tanpa harus buru-buru dihilangkan. Bisa dengan nulis di jurnal atau sekadar merenung beberapa menit. Nggak perlu memaksa diri selalu bahagia, kok.
3. Hubungan yang Lebih Dalam dengan Orang Lain
Haemin Sunim juga mengingatkan betapa pentingnya hubungan kita dengan orang lain. Dalam dunia serba cepat ini, kadang kita lupa buat benar-benar mendengarkan atau menghargai kehadiran orang-orang di sekitar kita. Dia bilang, dengan empati dan perhatian yang tulus, kita bisa membangun hubungan yang lebih kuat.
Coba deh: Saat ngobrol sama teman atau keluarga, coba benar-benar hadir tanpa sibuk sendiri atau cek HP. Dengarkan mereka dengan tulus, biar mereka merasa dihargai.
4. Menemukan Kebahagiaan di Hal-hal Sederhana
Kebahagiaan itu nggak harus datang dari hal besar. Kadang, ada di momen-momen kecil yang sering kita lewatkan. Haemin Sunim ngajarin kita buat lebih peka dan menikmati rutinitas sederhana. Dari sekadar melihat langit saat senja, atau merasakan angin pagi yang sejuk.
Coba deh: Luangkan waktu sebentar buat menikmati hal-hal sederhana setiap hari, kayak menikmati hujan, memandang bunga di taman, atau sekadar duduk di teras. Hal-hal kecil ini bisa membawa rasa syukur yang sederhana.
5. Latih Kesabaran dan Rasa Peduli
Melambat juga mengajarkan kita untuk lebih sabar dan lembut, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Ketika kita pelan-pelan, kita jadi punya ruang buat memaafkan diri atas kesalahan dan menerima hal-hal yang nggak selalu sesuai harapan.
Coba deh: Coba bersabar saat ada hal kecil yang bikin emosi, kayak antre di kasir atau kena macet. Ambil napas dalam-dalam dan biarkan diri menikmati momen itu tanpa tergesa-gesa.
Kenapa Buku Ini Worth It Buat Kamu Baca?
Buku ini nggak cuma sekadar ngajarin buat hidup pelan-pelan. Haemin Sunim ngajak kita buat benar-benar menikmati hidup dan menemukan kebahagiaan di momen-momen kecil yang mungkin sering kita lewatkan. Kalau kamu lagi merasa capek atau overwhelmed, buku ini bisa jadi teman yang menenangkan, mengingatkan kamu buat melambat, dan menikmati hidup dengan lebih santai.
Jadi, kalau merasa hidupmu lagi serba cepat dan bikin kewalahan, coba deh baca buku ini. Siapa tahu, kamu bisa nemuin cara buat lebih damai dan menikmati hidup.