Setelah Ramadan maka otomatis lebaran ya. Rasanya happy karena bisa bertemu lagi dengan keluarga besar. Akan tetapi momen ini bisa menjadi horor karena banyak orang yang membanggakan anak atau cucunya, lalu membandingkannya dengan anak lain.
Apakah kalian jadi sedih ketika anaknya jadi bahan perbandingan dan akhirnya di-bully massal? Misalnya dulu Saladin pernah dibandingkan dengan anak lain, karena sempat speech delay. Memang anakku baru bisa bicara di usia 3,5 tahun.
Akan tetapi sebuah kelemahan bukan berarti membuat anak jadi bahan bullying dan dibandingkan dengan anak lain. Kalian merasa sedih juga gak, sih? Sudah membesarkan dan merawat anak dengan sekuat tenaga, pikiran, dan perasaan, eh malah dibandingkan dan dihina dengan dalih “bercanda”. Ngenes banget, gak?