Perubahan nama, perubahan makna, perubahan cerita. Saya sempat terlalu berambisi menjadi perempuan yang cantik, tegar, dan kuat, dengan menasbihkan sebuah nama di blog saya. Nama itu dulu sempat saya banggakan ke banyak orang. Seolah-olah itu menjadi identitas yang melekat dalam diri saya. Maklum, saat itu saya masih memasuki usia remaja. Masih culun-culunnya tapi merasa paling tahu segalanya.
Saat itu saya percaya bahwanama adalah doa. Nyatanya saya malah terlalu berekspektasi hingga melalaikan kenyataan bahwa saya adalah manusia biasa. Doa berujung pada pengharapan yang melelahkan. Melelahkan untuk siapa? Tentu saja untuk diri saya sendiri. Hingga akhirnya, sering berjalannya waktu, saya memutuskan untuk…