By : Al Fatihah S.Pd
(Guru, Penulis dan Aktivis Dakwah Kampus)
Ketika berbisik pada bumi, langit pun mendengar. Gerimis pun berjatuhan mengisi kesunyian malam. Lentera mulai meredup seolah ikut terkikis sembilu. Menutup mata, menadah tangan sembari beristighfar, terisak penuh rasa malu dihadapan-Mu. Pantaskah aku merindukan surga-Mu?
Adakah insan yang sempurna selain Rasulullah? Andai syarat berdakwah kebaikannya harus sempurna. Apakah ada insan selain Rasulullah yang melanjutkan perjuangan Islam? Apakah Islam akan berkembang sampai ke Nusantara?
Aku masih bertahan karena berjalan tanpa melihat. Menyampaikan tanpa mendengar. Tholabul ‘ilmi tanpa menentang. Menerima nasehat tanpa membangkang. Membaca ayat-ayat-Nya sebagai pengokoh. Begitu caraku untuk tetap istiqomah.
Aku tak pernah berucap berada di jalan dakwah bebas dari masalah. Tapi.. Karena dakwah aku lebih dekat dengan Allah. Aku tau betul betapa bodohnya masa laluku tentang ilmu agama. Hingga dakwah sampai ke hatiku dan membentuk perubahan drastis padaku terutama pola pikirku. Dulunya aku hanya sibuk mengejar prestasi dunia tapi karena dakwah mampu membelokkan duniaku mengkaji Islam lebih dalam. Di saat itu aku tau, aku hanya pintar ilmu dunia saja tapi bodoh ilmu agama.
Aku kira aku sudah solehah karena tidak pernah tinggalkan solat dan rajin solat sunnah. Ternyata aku salah! Ternyata Islam tidak cukup hanya sekedar solat, berakhlak baik saja tapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Kita pun wajib terikat dengan semua hukum-hukum-Nya. Karena dakwah inilah aku tau banyak hal dan semakin lama aku belajar Islam kafah semakin nampak kebodohanku😢
Itulah mengapa aku berdakwah, bukan merasa lebih baik tapi aku sedang belajar.