Alasan Mengapa Niche Blog Penting Bagi Blogger — Pada umumnya, terdapat dua kategori blog: lifestyle blog dan niche blog. Yang membedakan, pada lifestyle blog artinya kamu memutuskan untuk menulis tentang segalanya di dalam blogmu.
Sedangkan pada niche blog, kamu hanya akan menulis tentang satu topik. Ya, tentang satu topik saja.
Sesuai dengan pengertiannya bahwa niche adalah ceruk. Niche blog adalah blog yang membahas topik atau bahasan yang terfokus dan diminati oleh target tertentu.
Jadi, niche blog memang mengharuskanmu untuk fokus menulis tentang satu topik, dan satu topik itu saja yang akan kamu bahas selama ngeblog.
Lantas, mengapa blogger harus menulis hanya satu topik saja ketika mereka bisa menulis tentang banyak topik?
Julie Neidlinger dari CoSchedule.com menyebutkan bahwa pembaca blog memang menyukai topik yang bervariasi, namun saat mereka benar-benar membutuhkan informasi tertentu, maka mereka akan cenderung mengunjungi niche blog yang fokus membahas topik informasi yang sedang mereka cari.
Informasi dari niche blog dianggap lebih dapat dipercaya dan kredibel karena memang blog tersebut sering kali memberikan bahasan yang mendalam.
Lifestyle blog memang berpotensi menjaring beragam karakter pembaca, sesuai dengan postingan yang ada pada blog tersebut.
Namun, akan sulit mendapatkan pembaca yang loyal, yang akan mengunjungi kembali blog tersebut sewaktu-waktu.
Karena pada dasarnya mereka hanya tertarik pada topik yang dibahas di postingan tertentu saja. Itu pun kadang tidak dibahas secara detail di blog tersebut.
Oleh karena itu Julie Neidlinger menyimpulkan bahwa lifestyle blog akan lebih lama menjaring pembaca loyal.
Sedangkan niche blog lebih on target menggaet pembaca setianya, yang mana akan berpotensi mendapatkan uniqe page views, yang merupakan keuntungan dari segi Google Analytics.
Fokus ngeblog itu susah, apalagi kalau kamu lagi gak ada ide untuk bahan tulisan. Bisa-bisa kamu malah jadi malas nulis dan konten blog pun jadi tidak terupdate dalam waktu yang lama.
Nah, dengan memiliki blog berniche, artinya kamu sudah memiliki topik spesifik untuk dibahas dalam tulisanmu. Jadi, pencarian ide tulisanmu tidak melebar kemana-mana, cukup pada niche blogmu.
Bingung? Gini, misal kamu sedang mengalami writer’s block, di mana kamu sama sekali tidak tahu apa yang mau kamu tulis di blog.
Tapi karena kamu memiliki blog dengan niche tertentu, misal resep masakan, kamu jadi bisa menggali lebih dalam ide tulisan dari niche tersebut.
Yang bisa kamu lakukan:
Bandingkan dengan kondisi seperti ini: kamu seorang lifestyle blogger yang menulis semua hal yang kamu ingin tulis.
Tulisanmu biasanya tidak jauh-jauh tentang apa yang kamu alami, apa yang kamu lakukan, apa yang sedang tren, atau apa yang sedang menarik perhatianmu.
Saat kamu kehabisan ide, kamu akan sulit mengeksplor ide secara mendalam, karena topik tulisanmu terlalu banyak, sehingga membuatmu jadi tidak fokus.
Pengguna internet cenderung akan kembali ke website di mana terakhir kali ia pernah menemukan informasi yang ia butuhkan.
Misal saat kamu mencari informasi seputar SEO blog, yang akhirnya kamu menemukannya di website milik Neil Patel, https://neilpatel.com/.
Kamu bahkan mungkin melakukan bookmark website tersebut di browsermu.
Selanjutnya, saat kamu ingin mencari informasi tentang SEO dan turunannya, maka kamu pasti akan kembali ke website tersebut, tanpa harus googling kesana kemari lagi.
Seperti itu lah kira-kira gambarannya yang dinamakan pembaca yang loyal.
Niche blog memungkinkan kamu untuk menulis suatu niche dengan lebih mendalam, dan lama kelamaan akan menjadikanmu expert di topik tersebut.
Pembaca juga akan lebih percaya informasi yang disampaikan oleh seorang expert daripada yang menulis tentang banyak hal bukan?
Niche blogs give you an audience that you understand, and that understands you. — Julie Neidlinger
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin pertama, bahwa dengan blog berniche mengharuskanmu untuk mengeksplor lebih dalam ide-ide dari niche tersebut.
Yang mana dengan sendirinya “memaksamu” untuk terus belajar dan memperluas pengetahuan pada topik tersebut.
Blog berniche, secara alami akan mendorongmu untuk menggali lebih dalam topik yang ingin kamu tulis dan mencakup bahasan sedetail-detailnya.
Yah karena memang tidak ada topik lain yang menguras perhatianmu, kan?
Sekedar contoh nih. Misalnya, kamu memiliki blog dengan niche resep membuat kue.
Selain membagikan resep membuat kue, kamu juga bisa menulis tentang tips seputar membuat kue, seperti tips menyimpan mentega agar awet, tips agar adonan kalis, tips menyimpan peralatan membuat kue, dan lain sebagainya.
Mau tidak mau kamu jadi harus memperluas pengetahuan lagi kan?
Apakah kamu ingin mendapatkan uang dari blog? Kalau iya, berarti kamu sudah harus melakukan monetasi blogmu.
Cara yang paling populer adalah dengan mendaftarkan blog ke Google AdSense, layanan pemasangan iklan dari Google.
Penghasilan dari Google AdSense, jika dioptimalkan, bisa melebihi gaji karyawan kantoran loh.
Namun, mendaftarkan blog ke Google AdSense juga tidak mudah, karena Google menetapkan banyak persyaratan agar sebuah blog bisa diterima untuk dipasangkan iklan.
Tapi hal penting yang harus kamu tahu adalah Google lebih suka memasang banner iklannya di blog berniche.
Alasannya, jika kamu menulis “about everything” di blogmu, iklan apa yang akan kamu jual? Kamu tidak tahu topik mana yang membuat pengunjung datang dan membaca blogmu, sehingga kamu juga tidak tahu jenis iklan apa yang menarik bagi mereka.
Target pasar iklan dari pengunjung yang terlalu bervariasi tersebut akan membuat pengiklan sulit melakukan penjualan. Sebabnya, iklan yang sudah terpasang akan jadi “sepi klik” karena targetnya meleset.
Hal yang sama juga berlaku jika kamu memilih menjual ebook, kursus online, atau produk digital lainnya sebagai jalan monetasi blogmu.
Bagaimana kamu bisa menjual itu semua jika kamu tidak mengkhususkan diri menulis niche tertentu di blogmu?
Kamu juga tidak tahu pasti apa minat mereka, dan apakah mereka bersedia mengeluarkan uang untuk bisa membeli produk yang kamu jual.
Pada poin ini, katakanlah kamu sudah setuju bahwa memiliki niche blog adalah penting bagi blogger. Sekarang tinggal eksekusi.
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menentukan niche blogmu sendiri. Bagaimana caranya?
Cari tahu apa yang menjadi passionmu. Caranya bisa dengan menentukan kegiatan, hobi, atau hal apa yang membuatmu tidak akan pernah merasa bosan melakukannya seharian.
Jika kamu tidak suka memasak, maka jangan menulis blog tentang memasak. Bahkan walaupun kamu memang memasak setiap hari, karena itu saja masih belum cukup untuk dikatakan sebagai passion, jika kamu tidak benar-benar menyukainya.
Kamu harus benar-benar harus memiliki gairah dan minat pada niche blogmu. Pasalnya dengan memiliki niche blog, mengharuskanmu menulis tentang suatu topik yang sangat terfokus dan mendetail secara konsisten, jika ingin blogmu berkembang untuk jangka waktu yang lama.
Selain Google AdSense, jalan lain untuk memonetasi blog adalah dengan ikut program afiliasi atau affiliate marketing produk tertentu.
Jika kamu tertarik memasarkan produk dari program affiliate marketing untuk mendapatkan komisi, kamu bisa memilih niche blog yang sesuai dengan produk yang akan kamu promosikan.
Misal, kamu berminat mempromosikan produk fashion, berarti kamu sebaiknya menjadikan fashion sebagai niche blogmu.
Atau mungkin kamu ingin “menggaet” brand-brand untuk memasangkan iklannya di blogmu, maka kamu harus membuat konten yang menarik untuk audiens tertentu, sehingga membuat brand tersebut ingin memasarkan produknya kepada audiensmu.
Contohnya, kamu ingin produk gadget memasang iklannya di blogmu, maka topik teknologi akan menjadi ide yang bagus untuk dijadikan niche blogmu.
Jika saat ini blogmu mungkin sudah terlanjur membahas tentang segala hal, dan kamu ingin mengubahnya menjadi niche blog, yang bisa kamu lakukan adalah menelusuri tulisan-tulisan blog yang sudah pernah kamu publish sebelumnya.
Kamu bisa mengecek kategori blogmu satu per satu untuk melihat kategori mana kira-kira yang sering kamu tulis.
Kalau kamu sering menulis tentang review produk kecantikan, berarti kamu memang menyukai topik tersebut dan bisa jadi memiliki passion di bidang tersebut.
Cara lain bisa dengan melihat statistik blogmu melalui Google Analytics. Cari tahu tulisan apa yang cenderung mengundang banyak traffic ke blogmu.
Selain karena faktor optimasi SEO, pembaca enggak bisa dibohongi. Seringnya, mereka bisa tahu tulisan mana yang ditulis dengan sepenuh hati dan mana yang hanya sekedar agar isi blognya terupdate.
Tulisan yang dibuat secara sungguh-sungguh biasanya pembahasannya lebih mendalam, kata-katanya lebih mudah dipahami, dan dilengkapi juga dengan visualisasi yang menarik.
Sehingga tulisan seperti itu lah yang lebih banyak dibaca oleh pengunjung blog.
“Blogku udah terlanjur gado-gado nih temanya, gimana dong?”
It’s okay. Blog saya ini juga sebelumnya begitu kok, sampai kemudian saya merasa lelah jika harus menulis banyak tema, dan memutuskan untuk fokus menulis seputar dunia blogging.
Nah, buat kamu yang ingin fokus menulis blog dengan niche tertentu, masih belum terlambat. Kamu bisa memulianya dengan bertanya pada diri sendiri: apa tujuan saya ngeblog? apa yang ingin saya bagikan kepada orang lain melalui blog?
Setelah itu, pertimbangkan niche apa yang mau kamu tulis dan putuskan untuk komitmen menulis seputar niche tersebut.
Kamu tidak perlu menghapus postingan-postingan sebelumnya, karena dikhawatirkan akan menjadi broken link di mata Google.
Jika kamu ingin menulis tema di luar niche, kamu bisa menulisnya di blog lain atau forum kepenulisan seperti Kompasiana, Medium, dan lain-lain.
Blogging is fun. Menulis blog memang menyenangkan, kamu bisa menulis apa pun yang kamu sukai tanpa ada batasan-batasan tertentu.
Namun, tidak ada salahnya jika kamu mulai fokus menulis blog dengan niche tertentu, sehingga blogmu akan memiliki ciri khas tema yang akan mengundang banyak pembaca setia.
Alasan mengapa niche blog penting bagi blogger lainnya adalah memanjakan pembacamu dengan informasi yang lengkap sesuai kebutuhannya.
Tertarik untuk mencoba memulai niche blog?
Tulis di kolom komentar ya 🙂