Bubur asura mungkin terdengar tidak asing di telinga orang Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia di berbagai daerah biasanya memasak bubur ini di Bulan Muharram yang bertepatan dengan tahun baru islam. Biasanya bubur ini dimasak sebagai peringatan Hari Asyura yang merupakan salah satu hari penting bagi umat islam di seluruh dunia.
Ternyata tradisi ini bukan cuma ada di Indonesia yang sekarang ini tradisi masak bubur asyura di Indonesia sendiri sudah semakin langka. Orang Turki juga memasak bubur asyura atau yang dalam Bahasa Turki disebut Aşure.
Setelah tau kalau orang Turki juga punya tradisi masak bubur Asyura, saya kira orang muslim lainnya dari berbagai negara juga punya tradisi yang sama. Setelah nanya-nanya ke tetangga saya orang Maroko, ternyata jawabannya tidak. Dia sama sekali tidak kenal dengan bubur asyura.
Lalu kenapa orang Turki bisa seheboh itu masak-masak bubur asyura di Hari Asyura? Setelah saya baca-baca ternyata ini ada sangkut pautnya dengan kisah Nabi Nuh yang konon katanya kapalnya berlabuh di Turki.
Sesaat setelah melewati musibah banjir bandang yang luar biasa, pastinya seluruh makhluk yang ada di dalam kapal itu merasa lapar. Akhirnya Nabi Nuh memerintahkan untuk memasak sesuatu dengan sisa makanan yang masih tersedia. Akhirnya terciptalah aşure (bubur asyura) yang dikenal rakyat Turki sampai sekarang ini dan aşure (bubur asyura) ala Turki ini disebut-sebut sebagai dessert (makanan penutup) tertua di dunia.
Bahan-bahan:
Bahan topping:
Cara membuat: