fbpx

Benang Merah Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim, Sebuah Refleksi di Hari Bumi

21 April, 2022

Dewasa ini, ketika sempat bengong di sela-sela kesibukan saya kerap kali flashback kembali ke masa lalu terutama saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), yaa masa dimana kata orang-orang masalah hidup hanya soal matematika.

Saya suka senyum-senyum sendiri mengingat betapa Julita kecil begitu menikmati cilok, es lilin dan mie instan yang diremas dan dimakan mentah-mentah. Kalau dipikir-pikir sederet makanan itu kini justru dihindari demi alasan kesehatan. Eh tapi ajaibnya dulu fine-fine aja menyantap cilok pedas lengkap dengan saus khasnya bahkan tanpa sarapan dan tubuh saya sehat-sehat saja, tidak radang atau maag beda dengan sekarang, kena angin malam sedikit saja sudah masuk angin. Semakin dewasa ternyata kesehatan kita juga semakin payah ya ?

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pelajaran favorit saya sejak dulu, sekarang mungkin lebih dikenal dengan mata pelajaran Biologi. Saya paling antusias saat dibawa mengenal keanekaragaman flora dan fauna Indonesia, ahhh memang begitu asyik menyaksikan kekayaan Indonesia yang begitu luar biasa.

Keanekaragam Hayati Indonesia, Aman atau Terancam ?

Kumis Kucing/Sumber Gambar : Canva Free Image

Salah satu chapter yang masih saya ingat dengan baik adalah tanaman-tanaman herbal di sekitar kita, ada daun sirih yang ampuh sembuhkan asma, ada sambiloto sebagai obat TBC dan radang paru hingga kumis kucing yang ternyata dapat membantu mengatasi gangguan ginjal.

Kala itu, saya dengan mudahnya dapat mengindentifikasi berbagai tanaman herbal tersebut karena dengan mudahnya ditemui di pekarangan. Baru-baru ini saya menyadari perubahan yang cukup signifikan ketika mendapati anak-anak tetangga kesulitan memahami pelajaran Biologi khususnya dalam mengidentifikasi tanaman herbal di sekitar…

Masalahnya bukan karena mereka malas atau kurang antusias, namun keadaannya sudah jauh berbeda. Tanaman herbal tersebut sudah tak lagi mudah ditemukan di sekitar, entah dikarenakan makin minimnya lahan pekarangan atau keberadaan tanaman tersebut yang tak lagi dilestarikan karena dianggap rumput biasa atau hama.

Fenomena mikro ini tidak bisa disepelekan, bagaimanapun satu jenis tanaman adalah harta keanekaragaman hayati yang patut dijaga. By the way, sebelum ngomongin masalah ini lebih mendalam yuk Kita sama-sama kupas tuntas keanekaragaman hayati secara konseptual.

Baca Selengkapnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Julita Hasanah
sedikit banyak membagi pengalaman pendidikan, mendapatkan beasiswa studi master, serta pandangan hidup.

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

tagcalendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram