Dari awal Baby D lahir, salah satu hal yang membuat saya excited adalah ketika mendampinginya melakukan aktivitas yang menyenangkan. Beruntung banget karena sekarang banyak sekali medium belajar yang seru dalam bentuk mainan pendidikan untuk anak usia dini. Salah satunya, produk dari Human Pencil, Hello Bana. Dimana anak usia dini bisa belajar bahasa asing dengan cara yang menyenangkan!
Ternyata, ada banyak manfaat belajar bahasa asing untuk anak, lho. Eits tapi ada juga beberapa mitos yang berdar di masyarakat tentang mengajarkan anak bahasa asing. Apa saja itu?
Baca Juga: Daftar Barang Bawaan Saat Bersalin
Sejak Baby D aktif ngoceh, rasanya pengen ngajak ngobrol aja tiap hari. Hehe.. Sebenarnya saya dan suami nggak mengajarkan fokus di bahasa asing, tapi beberapa lagu pilihan yang kami mainkan kebanyakan lagu asing.
Begitu pun ketika Baby D di daycare, jadi nggak heran ketika tiba-tiba dia bisa menyebut nama benda dan bernyanyi dalam bahasa asing (Inggris). Padahal, kalau kami di rumah ya yang digunakan Bahasa Indonesia, hehe.
Ternyata setelah saya baca beberapa jurnal dan penelitian, ada banyak manfaat bagus dari mengenalkan lebih dari 1 bahasa kepada balita, lho.
Lagipula nggak dipungkiri, mengajarkan anak dua bahasa juga sudah menjadi tren atau gaya hidup di zaman sekarang. Walaupun orangtuanya nggak fluent dalam penggunaan bahasa asing sehari-harinya, anak bisa saja belajar dan terbiasa berbahasa asing seperti di daycare atau sekolahnya.
Bilingual atau belajar dua bahasa adalah pilihan setiap orang tua. Kebetulan saya dan suami sepakat untuk membiasakan Baby D dengan bahasa asing. Kami juga nggak tertutup mau bahasa apa saja, semakin banyak malah semakin bagus, asalkan ia nanti bisa mengikutinya.
Sebenarnya nggak hanya untuk anak dan terlalu terobsesi untuk anak, sih. Sekilas flash back yuk, selama 30 tahun hidup, saya sudah pernah belajar bahasa: Inggris, Jepang, Jerman, Mandarin, dan Arab. Walau tidak ditekuni semuanya, dan beberapa ada yang hanya mencoba saja alias tidak sampai profesional, tapi saya mendapatkan beberapa manfaat positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan dari mempelajari bahasa tersebut.
Maka dari itu, saya menggunakan pendekatan membiasakan, bukan memaksa kepada anak based on my experience ketika belajar banyak bahasa.
Seorang Hanen Certified Speech-Language Pathologist, Lauren Lowry, melakukan penelitian perbandingan antara anak yang belajar dua bahasa dan satu bahasa saja. Ia lalu menjelaskan beberapa manfaat belajar dua bahasa pada anak yang akan didapatkannya, diantaranya:
Baca Juga: Pengalaman Menggunakan Clodi
Tidak hanya banyak manfaatnya, mengajarkan anak lebih dari 1 bahasa juga memiliki mitosnya tersendiri , lho.
Hanen.org, sebuah organisasi yang berfokus pada cara orangtua meng-handle kesulitan komunikasinya pada anak, merumuskan beberapa mitos yang berkembang tentang membesarkan anak dengan dua bahasa (bilingual).
To be contiune…
Read full article on my blog: