Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi hari ini dengan berbagai jalur dan tujuan. Sebagai salah satu warga perantau (nenek moyang dan suami bukan asli warga tempat domisili kami tinggal saat ini) tahun ini pun aku akhirnya bisa merasakan mudik lagi. Kali ini aku dan suami memutuskan untuk mudik ke tempat nenek dari suami terlebih dulu karena bumer ada agenda. Sebetulnya memang nenek dan bumer tinggal bersama, lebih tepatnya kami yang tinggal bersama mereka. Pulang kampung menjadi agenda karena ada rumah nenek yang memang hanya dikunjungi saat lebaran saja. Berhubung sudah 4 tahun lamanya sejak pandemi kami semua tidak bisa pulang, tahun ini kami ikut mudik ke Ngawi.
Ibu mertua, adik ipar dan nenek berangkat dulu naik kereta api di tanggal 2. Sedangkan aku berangkat berdua dengan anak tanggal 5 kemarin. Paksu tidak bisa berangkat bersama disamping karena kehabisan tiket juga karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Kami mendapat tiket tujuan Walikukun dari Stasiun Surabaya Gubeng pukul 07.35 WIB. Pengalaman pertama kali naik kereta ke Ngawi hanya bersama dengan anak, membuatku bingung. Terlebih stasiun Gubeng ada yang lama dan baru. Nyaris terlambat dan salah masuk stasiun, beruntung pak driver online berbaik hati menanyakan jalur yang benar. Dan ternyata memang benar, kami salah, harusnya naik dari stasiun Gubeng yang baru.
Beruntung masih ada waktu beberapa menit sebelum kereta datang. Bahkan petugas sempat-sempatnya menawari untuk registrasi face recognition. Wah changgih!
Kereta pun tiba. Kami segera naik ke gerbong paling ujung yakni gerbong 7. Lumayan juga ya dengan dua tas ransel sambil menggandeng bocil. Tetapi alhamdulillah, perjalanan sangat lancar dan aman. Kereta jaman sekarang memang lebih upgrade ya dari segi fasilitas, tidak perlu berebutan kursi seperti dulu saat aku kecil.
Perjalanan 3 jam 38 menit akhirnya sampai di stasiun Walikukun. Alhamdulillah, senang bisa mudik dengan lancar meski dengan sedikit drama saat akan berangkat. Mulai dari waktu berangkat yang mepet karena menunggu kendaraan online, anak yang mengeluh laper laper wkwk, so far perjalanan dengan kereta memang lebih nyaman dibanding bus bagiku.
Ternyata juga kekhawatiran berlebih karena baru pertama kali bepergian cukup jauh hanya bersama anak, tidak terjadi, alhamdulillah. Mungkin juga karena anak sudah cukup besar, usia akan masuk SD. Dia juga lebih mudah diarahkan dan diingatkan, kecuali saat minta makan dan jajan, setelah berkali-kali di briefing dan sounding beberapa hari sebelum berangkat.
Begitu saja cerita mudikku tahun ini..
Baru bisa tenang saat sudah duduk di kursi kereta yang tertera pada tiket. Bagaimana dengan cerita mudik kalian?
Baca Selengkapnya
Visit Blog