\”Pada hari aku menjadi Direktur Pelaksana termuda, aku menjadi wanita hamil tertua di Rumah Sakit. Aku sangat mengharap kehamilan dan promosi tapi karena keduanya datang bersamaan, aku tidak bisa bahagia\” Oh Hyun Jin
Siapa yang berpendapat bahwa menjadi seorang ibu lantas akan memberikan kebahagiaan yang sempurna?
Jika ada yang berpendapat demikian, cobalah menonton K-Drama ‘Birthcare Center’ dan kalian akan turut merasakan bagaimana jungkir baliknya dunia perempuan ketika dan sesudah melahirkan.
K-Drama ini berkisah tentang Oh Hyun Jin, seorang Direktur Pelaksana termuda dan pertama di perusahaan kosmetik. Pada usianya yang menginjak kepala 4, ia mendapati dirinya hamil. Kehamilan di usia yang tidak lagi muda dan karir yang sedang berada di puncak membuatnya tidak bahagia. Ia tidak bisa merelakan puncak karir yang telah dibangun selama bertahun-tahun dengan menghabiskan masa mudanya untuk kehamilan yang kurang diinginkan. Selama waktu kehamilan ia tetap memprioritaskan pekerjaan, bahkan ia lebih memilih menghadiri rapat daripada bergabung dalam senam kehamilan. Hari-harinya dipenuhi dengan membaca dokumen perusahaannya dibanding membaca buku parenting.
Scene paling lucu sekaligus iba menurut saya ketika Hyun-Jin yang pengen banget minum es americano. Padahal me time dia hanya minum segelas es americano, namun karena dia hamil dan melahirkan jadi susah sekali untuk minum kopi yang berkafein. Waktu beli es americano ada saja yang menghalangi dia beli, begitulah susahnya menjadi perempuan yang hamil. Untuk makan dan minum harus dijaga kandungan gizinya.
Dukungan Untuk Ibu Ditengah Euforia Kelahiran
Seringkali ketika kita menjenguk bayi yang baru lahir, kita cenderung berfokus pada bayi. Kita lebih sering bertanya bagaimana kondisi dan proses kelahiran bayi dibandingkan bagaimana perasaan dan kondisi ibu. Padahal, perjuangan melahirkan bayi merupakan pertaruhan hidup dan mati sang ibu. Seringkali kita tidak menyadari dan mengabaikan hal ini.
K-Drama ini memberikan sentilan pada penonton ketika proses kelahiran Oh Hyun-Jin, ia sempat berada di ujung maut. Apalagi dengan usianya yang tidak muda dan melahirkan secara per varginam. Namun setelah proses persalinan selesai, dan ia berada di ruang perawatan, mertua dan suaminya hanya fokus pada bayi dan mengacuhkan keberadaan Hyun-Jin yang meminta air. Lalu dengan mudahnya mertuanya mengatakan demikian:
“Dia takut ibunya akan kesulitan, jadi dia segera keluar dan memberinya persalinan mudah. Menderita apanya. Sesulit apa pun itu, kamu akan melupakan semuanya setelah melihat bayi. Begitulah seorang ibu”
Hingga datanglah ibu Oh Hyun-Jin yang membela putrinya,
“Persalinan mudah katamu. Tidak ada yang namanya persalinan yang mudah. Putriku hampir mati”.
Disaat semua orang mabuk dengan kegembiraan kelahiran bayi. Kehadiran satu orang yang merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan si ibu merupakan hal yang sangat patut disyukuri. Cukup dengan sediakan telinga untuk mendengarkan keluh kesahnya, pelukan untuk menenangkan dirinya, mulut yang tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati si ibu, dan hati yang lapang untuk menempatkan diri di posisi ibu tersebut. Melalui cara ini, dukungan emosional yang kita berikan akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan hadiah semahal apapun.