Oleh: Nurul Rabiatul Adawiyah
Penulis Salman Rushdie ditikam di leher dan dada saat memberikan kuliah di Negara Bagian New York, Amerika Serikat, Akibat kejadian tersebut, tokoh sastra Inggris itu terancam kehilangan satu matanya.
Rushdie diserang saat memberikan ceramah soal kebebasan artistik di Institusi Chautauqua, New York. Seorang pria tiba-tiba naik ke panggung dan menyerang novelis yang diincar Iran tersebut.
“Salman kemungkinan akan kehilangan satu mata, saraf di lengannya terputus, dan hatinya ditikam,” kata agen buku Rushdie, Andrew Wylie seperti dikutip dari (SindoNews.com, Sabtu 13/08/22)
Rushdie saat ini masih menggunakan ventilator usai berjam-jam menjalani operasi. Sejumlah penulis dan politisi mengecam kekerasan ini sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi.
Sebelumnya ada yang tahu nggak sih siapa novelis satu ini? Salman Rushdie adalah seorang penulis yang lahir dari kota Devanegari, Bombai India pada tanggal 19 juni 1947. Ia lahir dari keluarga muslim liberal namun setelahnya ia mengindetifikasikan dirinya sebagai seorang ateis.
Salman Rusdhie menempuh pendidikan disalah satu sekolah di Cathedral and John Connon School di Mumbai sebelum melanjutkan pendidikannya ke King’s College, Universitas Cambridge untuk mengambil kuliah sejarah. Usai lulus, ia lalu pindah ke Pakistan sebelum akhirnya hijrah secara permanen ke Inggris.
Banyak artikel-artikel yang ia tulis, dari menulis berbagai artikel selama di Inggris ia dapat membiayai sekolahnya sendiri hingga pada akhirnya ia menetap di Inggris. 7 tahun setelah menulis artikel ia akhirnya berhasil menulis Novel berjudul Midnight’s Children tahun 1981.
Namun, Rushdie dikenal dunia setelah ia meluncurkan novel berjudul ‘The Satanic Verses’. Karena dianggap oleh banyak kaum muslim sebagai penghinaan terhadap Muhammad.
Buku tersebut banyak menuai protes hingga kerusuhan. Paling tidak, ada 45 orang yang tewas dalam kerusuhan terkait The Satanic Verses, sebanyak 12 orang berada di kampung halaman Rushdi, Mumbai, India. Dikutip (Katada.com, Sabtu 13/08/22)
Sebelumnya Imam Khumaini pernah menyikapi persoalan buku karangan Salman Rusdie yang berkaitan dengan The Satanic Verse. Imam Khumaini menyatakan kebathilan buku tersebut dan ada rencana di balik penerbitan buku-buku tersebut. Hingga beliau mengeluarkan fatwa akan pembunuhannya. Hingga kini fatwa tersebut belum ditarik oleh imam khumaini.
Salman Rusdhie mengungkapkan terkait dengan menulis buku tentang the satanic verse lantaran terinspirasi dengan istri-istri rasulullah, akan tetapi buku-buku tersebut sangat bertentang dengan kebenaran.
Bahkan Dokter Abdul Wahid menyatakan bahwa “Karakter dalam buku ini sangat menghina, sebagai muslim yang pemahaman Islamnya saat itu masih sangat minimal, saya merasa malu dengan isi buku ini dan saya ikut melakukan protes di Inggris. Saya sangat jijik membaca buku ini,”
Salman Rushdie dan novelnya telah diambil oleh Barat dan media arus utama untuk agenda besar mereka menyerang Islam sehingga bahaya buku ini jauh lebih besar daripada penulisnya.
ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa sistem kapitalisme Barat bukan sistem yang layak untuk diadopsi atau diperjuangkan.
“Peradaban Barat seolah mulia dengan menghargai kebebasan berpendapat, kebebasan berkarya, bahkan melindunginya. Di sisi lain, Barat melakukan serangan terhadap pihak-pihak yang mengancam Salman Rushdie. Narasi-narasi seperti itu mirip dengan narasi-narasi hari ini, ideologi kekerasan dan kebencian.
Salman Rushdie dijadikan alat oleh orang-orang barat untuk menyerang kaum muslim lewat tulisan-tulisan yang ia buat, karena mereka tau kaum muslim saat ini bahwa aqidah dan tsaqofah islamiyah kaum muslim saat ini lemah. Dengan berbagai tulisan itulah cara orang-orang barat menghancurkan kaum muslim. Inilah yang dikatan perang pemikiran.
Jadi, Kasus penikaman salman rushdie seharusnya mengingatkan kita bahwa dunia Barat sangat menyokong para penista agama Islam, bahkan memberi dorongan agar penjahat agama sejenis ini bisa mengkampanyekan kesesatannya. Para penista selalu mendapat impunitas/kekebalan dari jerataan.
Di sisi lain, ghirah umat islam jangan hanya terbatasi pada meng ‘hukum’ penista agama, tapi harus diarahkan untuk menghentikan hegemoni sekularisme dan system liberal yg memfasilitasi penistaan agama
sangat berbeda dengan Islam yang tidak mengenal kebebasan berbicara karena dalam Islam setiap kata akan ada pertanggungjawaban. Oleh karena itu, isinya tidak boleh menghina atau berbohong.
Rasulullah saw. itu orang yang sangat mulia, maka kita diperintahkan untuk mencintai Rasulullah, sebagaimana termaktub dalam hadis, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya, dan seluruh umat manusia.”
mencintai Rasul adalah suatu kewajiban. “Maka, menghina Rasul dosa besar sebagaimana termaktub dalam Al-Quran surah at-Taubah ayat 61 dan Al-Azhab: 57
وَمِنْهُمُ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ النَّبِيَّ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ اُذُنٌ ۗقُلْ اُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۗ وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ رَسُوْلَ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
“Dan di antara mereka (orang munafik) ada orang-orang yang menyakiti hati Nabi (Muhammad) dan mengatakan, “Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.” Katakanlah, “Dia mempercayai semua yang baik bagi kamu, dia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.” Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah akan mendapat azab yang pedih.”
وَقَالُوْا رَبَّنَآ اِنَّآ اَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاۤءَنَا فَاَضَلُّوْنَا السَّبِيْلَا۠
“Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).”
Ini menunjukkan pada kita bahwa Islam itu begitu memuliakan Rasulullah saw. Oleh karena itu, pantas kalau umat Islam marah ketika Rasulnya dihina, karena Rasul memerintahkan kita seperti itu. Ini yang harus difahami umat Islam.
untuk bisa menghentikan kebijakan Barat yang menyerang Islam secara sistematis harus ada kekuatan seimbang. “Harus ada kekuatan negara global yang bisa berhadapan dengan negara-negara Barat yang memusuhi umat Islam, yang dalam istilah fikih Islam disebut Khilafah
“Ketika umat Islam masih memiliki institusi Khilafah suara umat Islam itu masih didengar karena seruan khalifah akan menggerakkan umat Islam seluruh dunia, bukan hanya menggerakkan tentara-tentara kaum muslimin. Ini yang ditakuti Inggris saat itu. Khilafah ini yang tidak ada lagi saat ini, dan kita tidak boleh tinggal diam dan harus mewujudkannya.
Waulahualam