“Bisa dikatakan kanker adalah penyakit keluarga. Ada 1 orang saja yang divonis kanker, seluruh keluarga merasakan sakit.”
Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP – Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, banyak penyintas kanker yang ragu melakukan pengobatan ketika mengetahui kepalanya akan botak karena kemoterapi. Begitu berharganya rambut bagi banyak orang, termasuk laki-laki. Harga diri langsung merasa hilang bila tidak memiliki rambut. Makanya banyak yang melakukan penundaan. Padahal bila pengobatan terus ditunda bisa mempengaruhi pemulihan.
dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR(K) – Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia pun mengatakan saat seseorang divonis kanker, hal terberat memang ada di psikis bukan di fisik. Karena kalau fisik, udah tau langkah-langkah pengobatan seperti apa yang harus dilakukan. Tetapi, menghadapinya itu yang butuh mental kuat. Keluarganya pun bisa ikut kena psikisnya. Oleh karenanya seringkali butuh orang lain untuk mensupport.