Saya sering banget membaca beberapa tulisan atau melihat konten di media sosial, yang isinya tuh kayak ‘balas dendam’ akan masa lalu, khususnya pada makanan.
“Ternyata nggak apa-apa loh, makan ayam goreng tanpa nasi”
“Ternyata nggak masalah loh, makan kue buatan ibu yang nggak gosong atau hancur”
“Ternyata makan opor, boleh bukan saat lebaran saja!”
Lalu di kolom komentar bermunculan cerita-cerita pedih di masa kecil dan balas dendam di masa sekarang,
“Aku dulu makan indomie 1 bungkus dibuat ber-4, sekarang balas dendam, makan indomie 4 bungkus sendirian!”
“Aku dulu makan nasi sama ikan asin, sekarang balas dendam makan stik ikan salmon di kafe terkenal”
“Aku dulu pernah makan cuman nasi sama kerupuk!”
Dan lain sebagainya.
Tiba-tiba saya teringat akan curhatan seorang sahabat kos saya dulu, yang bercerita tentang masa kecil pacarnya yang menyedihkan.
Katanya si pacar ini sangat menghargai makanan, karena di masa kecil mereka kesusahan, sampai-sampai makan nasi cuman sama kerupuk.
Saya ketika itu hanya mendengar, tidak berkomentar yang gimana-gimana, bisa-bisanya saya nggak ikut adu nasib, saya lupa waktu kecil juga pernah mengalami hal ngenes tentang makanan
Selengkapnya di blo reyneraea.com tentang menerima masa lalu