Waktu kecil, alih-alih tahun baru, gue sering menggunakan momen Hari Raya sebagai tonggak untuk memulai resolusi baru. Gue merasa Hari Raya menghadirkan rasa yang berbeda: rasa kebaruan, suci, dan seperti Pertamina, mulai dari nol. Mungkin ini yang gue maknai sebagai kembali ke fitrah. That’s why saat itu gue ga ngerti kenapa orang-orang bikin resolusi saat tahun baru karena tidak terasa energi yang spesial di hari itu. It’s just like any other day.
Tapi kala itu gue masih kecil. Belum ngerti yang namanya resolusi. Jadi yang gue lakukan hanya niat untuk melakukan sesuatu hal dengan lebih baik. Fokusnya bisa diberbagai area, seperti ibadah, pendidikan, atau sikap dan perilaku. Yah… disesuaikan dengan kebutuhan saat itu saja.