Sebagai mami yang parnoan, sejujurnya saya inginnya, tidak membolehkan anak-anak berangkat dan pulang sekolah sendiri. Maunya sih saya yang antar jemput. Atau paling enggak, bisa ikut jasa antar jemput anak sekolah yang terpercaya.
Dan itu terpenuhi ketika si Kakak Darrell masih duduk di TK dan SD dulu.
Ketika TK, hanya sementara saya ikut antar jemput dia sekolah, setelahnya papinya minta tolong salah satu anak dari Kasek TK si Kakak, untuk bisa anjem si Kakak, dan dibayar.
Ketika SD, jarak sekolahnya dari tempat tinggal kami lumayan jauh. Dan kebetulan ketika si Kakak masuk SD, saya hamil anak kedua dan hyperemesis parah. Jadilah si Kakak ikut antar jemput sekolahnya bersama dengan beberapa teman lainnya.
Kalau si Adik mah lebih gampang, kebetulan banget dia bersekolah di sekolah kompleks tempat tinggal kami, jadi yang antar jemput ya maminya, naik motor meski dekat, hahaha.
Ketika si Kakak masuk SMP, awalnya sih saya sendiri yang antar jemput dia sekolah. Dan semua itu sama sekali nggak membebani saya, karena jarak sekolahnya dari rumah eyangnya, tempat tinggal kami waktu itu, dekat.
Si Adik yang ikut pindah ke Surabaya pun sama, intinya keduanya saya antar jemput sendiri, meskipun harus 4 kali mondar mandir ke sekolah mereka.
Selengkapnya baca di blog parentingbyrey.com tentang waktu tepat anak berangkat sekolah sendiri