Mindfulness, maksudnya.
Mengutip Oxford Languages, kewawasan diartikan sebagai keadaan mental di mana seseorang fokus pada apa yang terjadi di masa kini—the present—sambil menerima dan mengakui perasaan, pikiran, sensasi yang terjadi pada tubuh, dan ini digunakan sebagai teknik terapeutik. Kurasa masih satu makna dengan frasa ‘to live in the moment’.
Dengan dunia yang berubah sejak dua tahun terakhir, terlintas pertanyaan di benak, “Kapan terakhir kali aku benar-benar wawas dengan apa yang sedang kulakukan?”
Sejak 2019—terdengar sudah lama sekali, ya. Apalagi mengingat bahwa ini tahun sebelum pandemi ada—konsep tempat di mana aku kerja adalah remote working alias aku bisa bekerja dari mana pun aku mau. Jujur saja, aku memang gak membayangkan diriku jadi orang yang bisa terus-terusan melakukan hal repetitif saban hari; bangun pagi, sarapan, berangkat ke dan kerja di kantor, pulang, tidur, dan melakukan yang sama keesokan harinya. Aku juga orang yang biasa-biasa saja dalam melakukan hal, medioker, dan gak ambisius (soalnya ada temanku yang bilang aku ambisius, padahal gak juga. Aku cuma melakukan pekerjaanku dengan standar yang aku tentukan sendiri).
Mendapatkan pekerjaan pertama dengan konsep remote working jadi mimpi yang terealisasikan bagiku saat itu. Aku cuma cukup standby di depan laptop dari jam sembilan pagi hingga lima sore, seperti kebanyakan kantor biasa. Orang bilang pekerjaanku enak soalnya cuma cukup diam di rumah tapi bisa tetap berpendapatan. Padahal kenyataannya, ternyata, gak semudah itu.