Setelah menulis efek vaksin pertama, rasanya kurang lengkap jika tidak menceritakan pengalaman vaksin dosis dua pula.
“Wil, besok ada vaksin, ikutan yuk.” kata Risa salah satu teman kantor. Aku langsung bersemangat mengiyakan. Sudah sejak dua minggu lalu mencari-cari tempat vaksin, namun hasilnya nihil. Mungkin karena akses informasi di Kecamatan Pujon Kota Malang ini tidak update, jadi ya pemberitahuan vaksin hanya bisa didengar dari mulut ke mulut, bukan seperti kota lain bisa dilihat dengan hanya menggerakkan jari ke layar HP saja.
Beberapa kali, aku kadang mendengar mobil pick up yang lengkap dengan pelantang suara berkoar-koar. Sebenarnya, apa yang diucapkan orang yang dibalik toa tersebut tidak begitu jelas di tengah kebisingan kota, namun jika pasang telinga lebih baik, ia memberitahukan bahwa esok atau lusa ada vaksin. Bunyinya kira-kira begini “Kepada warga yang ingin vaksin dosis satu dan dua Sinovac, silahkan datang ke wilayah Ngroto.” Sesekali pengumumannya campur pakai bahasa jawa yang tentu saja aku tidak paham maksudnya.