Pekerjaan ibu rumah tangga saja sudah berjejer dari pagi sampai pagi lagi, itu masih kurang produktif?
Ya, saya sangat setuju kalau ibu rumah tangga itu super sibuk, bahkan untuk menyisakan waktu bagi diri sendiri saja sulit. Umumnya terjadi pada ibu-ibu dengan balita, lebih dari satu pula. Terlebih tanpa ART dan keluarga yang bisa membantu. Saya tahu bagaimana melelahkannya mengurus semua itu.
Tapi, apakah kesibukan itu menandakan bahwa kita sudah produktif? Nyatanya tidak. Sibuk tidak sama dengan produktif.
Perbedaan yang paling nyata saya rasakan adalah kesibukan hanya sebatas menuntaskan kewajiban, namun produktif memiliki tujuan ke depan.
Mungkin ada teman-teman sesama ibu yang tidak sependapat, karena ini berdasarkan sudut pandang saya. Manfaat menjadi ibu produktif yang nanti akan saya jelaskan satu per satu, saya dapatkan saat menjadi produktif berdasarkan apa yang tadi dijelaskan, yaitu memiliki tujuan. Setiap hari, kesibukan saya mungkin memakan nyaris keseluruhan waktu, seperti mengurus anak, memasak, belanja sayur, mencuci baju, mencuci piring dan banyak lagi. Tapi hal produktif saya yang nyempil di antara kesibukan tersebut lah yang paling memberi manfaat.
Sebenarnya saya hanya menulis dan belajar menulis. Sesekali mengunggah konten di media sosial. Semuanya saya lakukan karena ada satu tujuan. Padahal sebenarnya, kalau tidak saya lakukan pun, tidak apa, kan? Berbeda dengan kesibukan yang notabenennya adalah tanggung jawab saya. Harus dilakukan, dan kalau selesai, ya sudah selesai sampai di situ. Itu lah perbedaannya.
Nah, karena saya tetap memilih menjadi produktif sejak menjadi ibu rumah tangga, tentunya dengan berbagai batas yang saya miliki, beberapa manfaat berikut ini adalah alasan terkuat saya untuk selalu menjaga produktivitas tersebut hingga saat ini. Sebisa mungkin selamanya selagi saya masih diberi kesempatan dan kemampuan.