Sejujurnya, saya adalah tipe orang yang senang bekerja di balik layar. Sibuk tanpa terlihat tapi hasilnya bisa dilihat dan bermanfaat. Makanya dari dulu saya lebih senang dapat pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis, membuat draft desain, mengkonsep, dan hal-hal yang jarang dibahas di depan umum ketimbang harus tampil di depan, presentasi, atau bertemu dengan banyak orang.
Bersyukur sekali, selepas saya keluar dari tempat bekerja dulu, saya bisa fokus untuk merintis usaha desain dan percetakan sambil tetap menggeluti hobi menulis.
Tentu saja, dua hal itu tidak akan lepas dari gadget, entah laptop atau ponsel. Durasi saya di depan layar monitor jadi bertambah deh. Apalagi kalau sudah ada deadline, baik dari pekerjaan desain maupun menulis. Bisa sampai berjam-jam saya jabanin.
Ditambah lagi sekarang saya punya anak batita yang super aktif. Kegiatan di depan gadget lebih sering dilakukan pada malam hari dimana dia sudah terlelap. Otomatis, saya pun sering 'memaksa' mata untuk tetap bekerja cepat sebelum waktu tidur.
Selesai pekerjaan itu semua, biasanya saya cari hiburan dulu. Nonton tayangan ringan atau scrolling media sosial sambil haha hihi sendiri. Gak kerasa malah sampai berlarut-larut pula. Akhirnya, kok mata kerasa gak enak ya. Sepet, perih, dan lelah. Kalian yang terbiasa bekerja di depan layar monitor, pasti gak asing deh dengan keadaan mata yang begini setelah berjam-jam berkutat dengan layar kan?
Yup! Ini adalah gejala awal mata kering.