Bisa aku katakan, aku bukanlah orang yang memiliki semangat hidup tinggi dalam menggapai cita-cita. Orientasiku bukan kemapaman hidup. Tidak heran, jika di usia sekarang aku tidak memiliki apa-apa selain binder berwarna hijau pokat dengan berbagai model handwriting bukan untuk dikomersilkan, tapi hanya untuk memperindah catatan saja. Isinya? Sebagian besar mimpi yang tidak pernh terwujud karena aku terlalu sibuk.
Harusnya kesibukanku memang menghasilkan. Namun pepatah Aceh ataukah ungkapan masyarakat setempat membuatku semakin yakin aku di posisi mana. Mereka bilang, “Orang cantik tidak bersuami, orang pintar tidak bergaji.” Aku sangat percaya diri untuk mengatakan aku berada di dalam kedua kelompok ini. Cantik dan pintar. Itu sebabnya aku belum menikah. Aku juga tidak punya karir mulus. Sampai dia datang duduk di meja yang sama denganku di sebuah warung kopi. Namanya warkop Himalaya.