Aku lagi cari buku-buku tentang self improvment sewaktu kalimat tersebut mampir ke pikiranku. Entah karena apa. Yang aku tau aku sedang merasa di ambang jurang, maju berarti aku harus mencari cara bagaimana bisa mendarat dengan selamat tanpa support, mundur berarti pelarianku selama ini sia-sia.
Ya aku sebut apa yang aku lakukan sekarang ini adalah kabur dari kenyataan bagaimana aku dilahirkan. Kasarnya.
Sebenarnya dari perjalananku mencapai titik ini disebut susah pun tidak terlalu (mungkin), dengan bekal wajah polos dan bodoh didukung ijazah SMK aku bisa mendapat pekerjaan yang cukup menarik untuk diceritakan sewaktu reuni keluarga. Menikmati hidup di hingar-bingar salah satu kota besar di Indonesia dan melihat bagaimana orang menghamburkan uang setiap weekend adalah bonus.