Aku menumpang taksi daring dari kampus UNIDAR menuju ke rumah makan legend yang ditentukan oleh Keanu. Kami berencana bertemu di sana untuk mengobrol. Lagipula aku mau menebus dosa tidak datang ke pesta pernikahannya bulan lalu. Sudah aku siapkan sebuah sprei untuk kado mereka.
Aku menunggu cukup lama. Kupilih area lesehan agar Abi bebas berguling di lantai. Dia tidak peduli lantai yang berdebu. Kurasa aku pun mulai tidak peka kebersihan untuk kesehatan anakku. Kepalaku terlalu penuh dengan berbagai dilema rumah tangga dan debat hatiku untuk berkarir kembali.
“Kak, maaf telat.” Keanu mengulurkan tangan setelah mengucapkan salam. Keanu mengambil posisi di depanku. Duduk lesehan sambil menyapa Abi.