Well, sebetulnya bagi keluarga saya, nama ini, bukanlah nama yang asing sejak puluhan tahun yang lampau. Nama itu penuh kenangan sehingga saya pilih sebagai asal mula nama blog saya.
Menong adalah nama panggilan saya di keluarga Bapak. Aki, nini, paman, bibi dan semua kakak sepupu memanggil saya dengan panggilan tersebut. Sejujurnya, saya tidak menyukai panggilan tersebut, bagi saya panggilan itu sangat menyebalkan yang berkonotasi jelek, hitam buluk dan lainnya.
saya tergelitik untuk mencari tahu mengapa Aki memanggil saya dengan nama itu. Menong sendiri ternyata merupakan suvenir khas Purwakarta, tepatnya desa Plered.
Saya pun mengaitkan dengan sejarah hijrahnya kakek saya dari tanah Jawa ke tanah Sunda. Kakek saya hijrah dari Kertasono, Nganjuk, Jawa Timur ke Plered, Purwakarta, Jawa Barat sebelum pindah dan akhirnya menetap di Bandung di awal tahun 1930-an. Mungkin dari sinilah panggilan “menong” berasal.
Menong adalah ikon budak geulis, mojang priangan yang digambarkan berupa sebuah patung kecil perempuan yang terbuat dari tanah liat atau keramik.
Nama adalah doa. Sesuai dengan arti nama yang disematkan, “menong”, semoga blog ini menjelma menjadi perempuan cantik, tidak hanya secara fisik –saya yang masih terbata-bata menggunakan domain ini dan segala perangkatnya– namun juga bermakna secara bahasa.