Saya ingat betul waktu pertama kali akan kuliah, orang tua menyarankan untuk mengambil jurusan guru saja. Sebab itu lebih cocok bagi perempuan. Saat itu saya ingin sekali mengambil jurusan hukum. Entah mengapa saya ingin menjadi seorang hakim, jaksa, atau pengacara. Keinginan itu jelas ditolak mentah-mentah oleh orang tua. Sampai akhirnya saya kuliah di jurusan guru seperti inginnya orang tua saya.
Saya kurang paham apakah memang kebanyakan orang tua seperti itu, senantiasa menyarankan anak perempuannya menjadi guru atau tidak. Tapi yang jelas ketika saya sudah menikah, dan kelak memiliki anak saya punya keinginan untuk membebaskan pekerjaan yang akan anak saya pilih baik itu laki-laki maupun perempuan.
Saya merasa arahan tentang pekerjaan perempuan sebaiknya guru, sebaiknya begini atau begitu justru lambat laun membunuh cita-cita perempuan. Anggapan tentang tipe-tipe pekerjaan yang lebih cocok diperankan perempuan seperti guru, desaigner pakaian, baby sitter, koki masak dan lain sebagainya yang sering dianggap cocok untuk perempuan itu sedikit aneh. Sementara ada beberapa deretan pekerjaan yang lebih cocok untuk laki-laki seperti pilot, tentara, direktur, marketing, programmer dan seterusnya. Betapa terlihat, kalau dunia tempat kita hidup selalu sibuk mendikotomikan sesuatu.