Mengira terkena influenza, saya masih menunda berobat sampai hari ke 4. Dokter menyatakan saya tidak perlu diswab kecuali masih tetap panas meski sudah meminum obat penurun panas. Selama sakit, tentu saja Zauji yang menemani saya. Alhamdulillah di hari ke 5, suhu badan saya turun dan kondisi badan membaik. Qodarullah di hari ke-6, Zauji tiba-tiba demam tinggi sehingga saya berinisiatif membawa ke dokter karena selain saya dan Zauji, ada 2 anggota keluarga kami yang sakit dalam waktu bersamaan. Saat itulah saya menyadari indera penciuman menghilang.
Meski dokter menyatakan Zauji hanya terkena flu namun kondisi semakin memburuk. Di hari berikutnya Zauji muntah tak henti sehingga tepat tengah malam kami inisiatif langsung ke IGD RS terdekat. Karena gejala yang muncul mirip dengan gejala Covid 19, dokter menyarankan agar Zauji melakukan swab antigen. Sebetulnya saya sedikit takut untuk jujur bila saya pun seminggu ini mengalami gejala yang sama. Selama menunggu Zauji dan berbicara dengan dokter, saya sadar diri untuk duduk berjauhan dan menjaga jarak dengan dokter dan perawat yang sedang bertugas. Namun dokter menyakinkan, kalaupun hasil swab antigen positif, kami ‘tidak akan diapa-apakan’ alias dokter tidak akan marah atau menjauhi kami. Dan bila gejala masih terbilang ringan, kami hanya diwajibkan isolasi mandiri di rumah.