Pada perayaan hari Perempuan Internasional tahun 2022, tema yang diangkat adalah tentang #BreakTheBias.
Tema tersebut diangkat untuk merayakan pencapaian perempuan di seluruh dunia di bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Seperti yang kita tahu, selama ini perempuan kerap sekali menerima diskriminasi, stereotip dan bias. Hal ini menyebabkan kesetaraan gender yang sangat sulit untuk digapai.
Harapan dari diangkatnya tema ini adalah agar perempuan dan laki-laki mampu bersikap adil dan menghargai perbedaan pada masing-masingnya. Sebuah novel berjudul Perempuan di Titik Nol tulisan Nawal Elsaadawi mungkin cocok menjadi bacaan tentang bagaimana bias dan diskriminasi terhadap perempuan terjadi.
Dari balik sel penjara, Firdaus yang divonis hukum gantung karena telah membunuh seorang germo mengisahkan liku-liku kehidupannya. dari sejak masa kecilnya di desa, hingga ia menjadi pelacur kelas atas di Kairo.
Ia menyambut gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak grasi kepada Presiden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, vonis itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebenaran sejati. Ironis.
Lewat pelacur ini, kita justru bisa menguak kebobrokan masyarakat yang didominasi oleh kaum lelaki. Sebuah kritik sosial yang keras dan pedas!
Novel ini didasarkan pada kisah nyata. Ditulis oleh Nawwal Elsaadawi, seorang penulis feminis Mesir dengan reputasi internasional.
Seperti yang sudah dijabarkan di sinopsis, novel ini berdasarkan kisah nyata seorang perempuan bernama Firdaus. Firdaus di wawancarai langsung oleh Nawal Elsaadawi di penjara setelah melewati banyak sekali halangan. Firdaus tidak ingin bertemu dengan siapa pun ketika mendekati hari ia akan dihukum mati. Namun suatu hari, entah mengapa ia berubah pikiran dan mengizinkan Nawal Elsaadawi untuk berbincang-bincang dengannya tentang kisah hidupnya.