Hallowww Bestie study and travel!
Bagaimana ibadahmu, masih kuat? Harus, dong!
Bagaimana puasa di tempatmu? Hari pertama puasa di Aceh sangat menguji iman. Bagaimana tidak? Panas kota Banda Aceh dan seputaran Aceh Besar mencapai 37 derjat di hari pertama puasa. Puanasnya pol! Baru keluar rumah sebentar ba’da Zuhur untuk berbelanja, pulangnya langsung migren. Sorenya masih panas, tapi yang ngabuburit juga tidak terhingga. Apalagi takjil yang berjajar rapi sepanjang jalan, hmm… sangat menggoda untuk dibawa pulang.
Kondisi cuaca seperti ini, sangat rentan terhadap kesehatan ya, Bestie. Bagaimanapun tubuh kita sedang melakukan penyesuaian dengan pola makan dan istirahat yang baru. Etapi, bukan berarti bisa dijadikan alasan untuk bermalas-malasan selama berpuasa dengan alasan lemas, lunglai, lesu, atau apapun jenisnya. Ibadah harus lancar, aktivitas juga tetap berjalan sebagaimana biasanya.
Bagi yang puasa tahun ini kuliahnya nggak libur, harus pintar-pintar juga menjaga kesehatan dan mengatur waktu agar tetap fit dan fokus. Lantas, bagaimana caranya menjaga kesehatan tubuh saat Ramadan? Ada, kok, ada.
Hindari Makanan Pedas
Sebagai warga negara Indonesia, makan dengan citarasa pedas sepertinya sulit dipisahkan dari kehidupan. Meski begitu, sebaiknya makanan pedas harus dihindari selama berpuasa. Seperti yang dilansir dari Halodoc, mengonsumsi makanan pedas saat puasa akan memberikan beberapa dampak yang tidak baik bagi tubuh. Pertama, refluks asam lambung yang merupakan sensasi munculnya rasa terbakar di dada akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini biasa dialami oleh seseorang yang mengonsumsi makanan pedas saat perut kosong.
Kedua, grastitis akut, yaitu penyakit pada lambung yang terjadi karena adanya peradangan pada dinding lambung. Untuk melindungi dinding lambung dari kerusakan yang disebabkan oleh asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendiri yang tebal. Kalau dinding lapisan tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.
Ketiga, memperparah gejala sakit maag. Apalagi jika maag disertai dengan muntah, sulit menelan, nyeri ulu hati, serta penurunan berat badan. Ini sudah pada tahapan gejala parah, Bestie.
Perbanyak Makan Buah
Menurut Hellosehat, mengonsumsi buah-buahan saat berpuasa dapat membantu mengembalikan cairan, energi, serta elektrolit tubuh yang hilang. Hal ini karena buah-buahan merupakan sumber baik dari air, glukosa, vitamin, dan mineral. Meskipun di beberapa kota harga buah lumayan bersaing dengan harga beras, tetapi kita bisa memilih buah yang sesuai dengan kantong, kok. Tidak perlu memilih buah yang mahal, tapi selalu sediakan buah selama berpuasa.
Hindari Cemilan Tinggi Garam
Meskipun tinggal di daerah dengan ciri khas makanan dengan citarasa asin, selama berpuasa juga harus dihindari, bestie. Terutama saat sahur, makanan atau cemilan tinggi garam bukan pilihan yang tepat. Makanan dengan kadar garam tinggi dapat membuat rasa haus di siang hari.
Bagi anak kos yang suka sahur dengan mie instant, makanan olahan keripik, atau makanan kaleng, ini bukan lagi menu praktis untuk sahur. Jenis-jenis makanan tersebut adalah makanan dengan tinggi garam yang membuat puasa tidak lancar.
Cukupi Air Putih
Meski seharian menahan haus dan tidak minum air putih, ada caranya memenuhi kebutuhan tubuh terhadap air putih selama puasa. Ternyata formula 2-4-2 sangat efektif untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Penuhi 2 gelas air saat berbuka puasa, 4 gelas air saat makan malam, dan 2 gelas air saat makan sahur. Minum air putih sebelum dan sesudah makan bisa membantu melancarkan proses pencernaan makanan. Kebutuhan air putih untuk tubuh juga terpenuhi dengan baik. usahakan tidak ngeborong air putih di saat sahur kalau tidak mau melewati drama terpipis-pipis di pagi hari ya, Bestie.
Jangan Tidur Setelah Subuh
Selain bisa menyebabkan kesiangan dan kuliah keteteran, tidur setelah Subuh di bulan Ramadan juga ada penjelasannya secara syar’i. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, tidur setelah Subuh itu hukumnya makruh. Waktu di antara shalat Subuh hingga terbitnya matahari adalah waktu yang sangat berharga.
Untuk pelajar dan mahasiswa bisa memanfaatkan waktu ini untuk menyelesaikan tugas yang belum tuntas. Bisa digunakan untuk menghapal Alqur’an. Kalau suka menulis, ini juga waktu yang luar biasa untuk memantik otak.
Olah Raga Bersepeda
Memang, sih, olah raga bukan hanya bersepeda. Akan tetapi, bersepeda juga memiliki manfaat selain mudah dilakukan, terutama di pagi hari. Bersepeda bisa menjadi moda transportasi ke kampus. Bukan saja hemat bahan bakar, bersepeda juga membakar lemak. Manfaat lain dari bersepeda dapat meningkatkan kemampuan otak, mengurangi risiko penyakit jantung, baik untuk pernapasan, dan meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik.
Segampang itu menjaga kesehatan tubuh saat puasa, ya. Sayangnya, meski gampang sangat sulit dipraktikkan. Apalagi yang tidak sehat lebih manis dan gurih untuk dinikmati. Godaan kasur di pagi hari juga sangat menjanjikan untuk tubuh, tapi bukan berarti bisa tidur sepanjang hari selama berpuasa meski tidurnya orang puasa bernilai ibadah.
Ada hadits yang mengatakan, “tidurnya orang puasa ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR. Baihaqi).
Dalam hadits tersebut yang disebut ibadah bukan hanya tidur. Ada aspek-aspek lain juga yang harus diperhartikan selama berpuasa. Justru bermalas-malasan dengan tidur juga dilarang dalam berpuasa.
Penjelasan tidur bernilai ibadah ada penjelasan dari Imam Al-Ghazali, “sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih. (Ihya ‘Ulumid Din, juz 1, hal. 246).
Tidur saat puasa bernilai ibadah jika dilakukan untuk tujuan agar semangat melanjutkan aktivitas dan ibadah. Tidur juga bernilai ibadah jika menyelamatkan untuk tidak mencampuri ibadah puasa dengan kegiatan maksiat. Nah, dari pada tujuan tidur untuk bermalas-malasan lebih baik melakukan sesuatu yang bermanfaat.