Pernahkah kamu, sebagai perempuan punya keinginan tentang bagaimana kehidupanmu setelah menikah? Dulu sewaktu kuliah, topik ini sering mampir di obrolan saya dan teman-teman perempuan di kelas. Banyak di antara mereka punya prinsip, “Puas-puasin dulu sebelum menikah, main, senang-senang, ikut banyak kegiatan, karena setelah menikah hal itu tidak akan terulang lagi.”
Ada juga yang punya prinsip begini, “Aku pengennya sebelum menikah kerja nyari duit yang banyak, terus cari suami laki-laki kaya, biar setelah nikah aku bisa konsen ngurus rumah dan anak menjadi istri yang sholehah.”
Saat itu saya, punya tekad kuat bahwa kehidupanku tidak boleh selesai hanya karena menikah. Pokoknya saya ingin jadi perempuan berkarir bagus dan punya produktifitas. Sehingga, prinsip itulah yang membuat saya memilih laki-laki yang menerima prinsip saya tersebut. Tapi, belum setahun menjalani pernikahan, saya akhirnya menemukan banyak pelajaran dan makna produktif yang sesungguhnya lewat buku bersampul orange ini.