Review Kelas dari Ustadz Drs, Adriano Rusfi Seorang psikolog dan pakar pendidikan keluarga,akan mengawali pembahasan Kelas Pranikah, ya
Dalam bahasan kali ini, akan dibedah visi dan misi pernikahan dari kacamata agama dan psikologis keluarga,
“visi itu berkaitan dengan pandangan/paradigma/persepsi seseorang terhadap dirinya. Jika dikaitkan dengan keluarga berarti ada sudut pandan dari sebuah visi keluarga, visi berbicara tentang value/nilai-nilai dalan keluarga.”
“Misi, apa yang di list untuk dapat terwujud, berupa Langkah-Langkah yang dapat membangun keluarga.”
Pada Dasar nya keluarga adalah lembaga bersatunya dua, wahai manusia bertaqwalah Kamu dari diri yang satu dan Allah pasangkan, dari dii yang satu Allah ciptakan pasangan. Jadi manusia itu berpasangan pasangan. Dalam ijab qobul itu seperti akad jual beli, pada ijab kobul ada ungkapan aku nikahkan dan aku kawinkan,
“Bila tidak ada visi misi, maka tidak ada kesepakatan atau hanya percampuran laki laki dan wanita saja.”
Harus ada kepemilikan dari mempelai perempuan yang dimiliki oleh kepemilikan mempelai laki laki yang diserahkan dalam ijab qobul. Oleh karena itu visi dirumuskan oleh si pihak laki-laki yang nantinya menjadi nahkoda dan istri akan memberikan kontribusi dengan visi keluarga yang dibangun, bukan pandangan yang dijadikan satu, maka laki laki harus memiliki visi yang dapat dirumuskan oleh perempuan.
Keluarga apabila memiliki misi tidak akan ada benang merah kusut yang memiliki permasalahan yang sama, seperti dinasti keluarga di Jepang yang 39 katurunan masih bisa mengembangkan tulisan batu. tanpa sebuah misi, keluarga tidak akan menerus kan usaha keluarga karena bukan fashion.
merumuskan nasab ayah, suku ayah, dalam islam tidak pernah dikatakan ayahnya aceh Bunda nya bugis, tapi ayahnya aceh. Hal ini yang bisa jadi pertimbangan…
“litaskunu ilaiha” berketurunan ini adalah visi keluarga…”
Lucu yang ada tanggapan child free, bukan masalah persoalan mau maunya aku, atau suka sukanya anda, pernikahan ada karena perintah agama, sejak awal dibuat untuk proses ibadah, yang mana merupakan misi ayat 30 surat ke 31, melahirkan ketentaraman, kenyamanan, keamanan, kedamaian. Memiliki anak itu bukan pilihan, tidak ada keturunan dong, berbicara kepunakan manusia dong, berketurunan itu adalah misi keluarga.
“Wahai kalian jadikan anak anak laki-laki dan perempuan yang banyak.”
Jadi otomatatis misi dari pernikahan itu sendiri adalah misi keluarga. Agar anak anak mampu melanjutkan misi pernikahan, yaitu membangun dan memelihara, Contohnya saja, pembangunan German terganggu karena pertumbuhan populasi negatif, populasi penduduk Berkurang dari waktu kewaktu.
“Mendidik manusia manusia sholeh lahir manusia yang memakmurkan bumi.”
Agar dapat memiliki keturunan, agar peradaban yang belum selesai bisa dilanjutkan di generasi berikut dengan membangun anak anak ideologis, bukan sekedar anak anak biologis. Banyak anak yang membantah, bukan lagi meneruskan mimpi orang tuanya. Tapi meneruskan mimpi Seorang muslim, untuk membangun generasi rabbani.