Bagi kamu yang lahir di tahun 70-an hingga 90-an, pasti tak asing dengan Majalah Bobo. Majalah Bobo menjadi majalah anak yang eksistensinya patut diacungi jempol hingga saat ini. Ia masih eksis berdiri dan berkontribusi untuk anak Indonesia (meski mungkin tidak semasif atau se-booming dahulu kala). Namun, keberadaan Majalah Bobo edisi koleksi terbatas ini banyak sekali memanggil ingatan anak-anak zaman dulu yang ingin bernostalgia. Dan tentu, ini salah satu cara Bobo untuk kembali bersinar lebih terang!
Jujur, saya sendiri baru kembali ngeuh dengan kehadiran Majalah Bobo saat pihak Grid Network menjual produk menariknya dalam rangka merayakan Majalah Bobo yang ke-50 tahun. Usia ini bahkan mirip-mirip dengan usia orang tua saya. Majalah Bobo yang lahir tahun 1973 telah sukses menjadi teman bermain dan belajar anak Indonesia. Semoga panjang umur, ya!
Lahir pada 14 April tahun 1973, Majalah Bobo sempat menjadi “bayi” sebagai halaman anak-anak di Harian Kompas. Perkembangan Bobo dari yang semula halaman anak-anak di koran hingga menjadi sebuah majalah ini, berawal dari adaptasi majalah terbitan yang ada di negeri Belanda dengan judul yang sama. Atas kerja sama para pendirinya, muncullah Majalah Bobo Indonesia sebagai majalah anak-anak pertama yang berwarna di Indonesia. Menariknya, ukuran majalah yang digunakan sejak dulu hingga sekarang adalah sama, yakni 21,5 x 27,5 cm.
Saat awal-awal kelahirannya, isi Majalah Bobo adalah bahan dari Majalah Bobo Belanda dan lanjutan rubrik halaman anak di Harian Kompas. Seiring berjalannya waktu, Majalah Bobo memiliki banyak cerita dengan karakter-karakter unik yang dikerjakan oleh staf redaksi Majalah Bobo Indonesia.