Tak sampai sebulan di Jawa Timur, saya langsung dinyatakan positif terpapar virus corona. Ia datang merenggut indera penciuman dan pengecap.
Dua puluh hari di Malang, saya jatuh sakit. Hari sebelumnya sempat jalankan beberapa program pekerjaan, siang itu matahari amat terik dan saya menantangnya dengan beberapa kali naik sepeda motor. Sekitar pukul empat petang, perjalanan pulang, Mida seorang teman kerja asal Pekanbaru meminta singgah di tempat wisata Kampung Warna-Warni. Ini merupakan desa kecil dengan jalan, tangga dan ratusan rumah sederhana yang di cat warna beragam dan mencolok.
Saya memutar arah sepeda motor dan masuk ke arah kampung wisata tersebut. Sampai di depan parkiran, saya terjatuh karena kaki tidak kuat menahan berat motor yang saya kendarai– saat itu saya memakai Supra X 125. Beruntung, Mida yang berada di belakang langsung lompat. Paha saya tertindih, siku menahan badan sehingga terjilat oleh aspal dan tentunya lecet. Kami sempat ngakak untuk menertawai kebodohan saya hingga bisa terjatuh. Kaki terlalu pendek hingga sulit sekali menggapai tanah untuk tahan motor.