Ini luar biasa sih, dalam sebulan saya menemukan kenyataan sisi lain dari para penulis buku yang saya pikir seharusnya punya kelebihan lain dibanding penulis blog kayak si Rey.
Di awal tahun ini, saya menemukan buku yang isinya mirip banget dengan isi blog saya dan isi blog beberapa blogger lainnya. Kalau dibaca, berasa tulisan saya dicopas jadi buku dan dijual nggak sih?
Sontak hal itu membuat saya jadi kaget dan mulai memahami, mengapa banyak buku yang terlihat menarik cuman di judulnya atau cover bukunya doang, hehehe.
Eh, ketambahan mengetahui kenyataan, kalau ada penulis buku atau novel yang pakai jasa ghost writer. Dan yang membagongkan adalah, ketika saya mengetik kalimat ‘apa itu ghost writer‘ di pencarian google, coba tebak apa yang muncul?.
Ada pertanyaan, “Apakah Tere liye menggunakan jasa ghost writer‘. Di bagian bawah ada sebuah artikel dengan judul, ‘Tere Liye Diduga Pakai Jasa Ghost Writer untuk Menulis Buku, Apa Itu?’
Uwowww…
Maafkan ke-kudet-an saya, ternyata masalah ini pernah menjadi sebuah trending topik Twitter di bulan November 2023 silam.
Temans bisa googling sendiri kasusnya dengan pencarian ‘Tere Liye Ghost Writer‘.
Tapi, mari kita lupakan masalah si penulis terkenal itu yang ternyata pernah dicurigai pakai penulis bayangan. Saya sedang berpikir, apakah ini yang menjadi alasan mengapa saya sekarang malas baca?.
Saya sering menuliskan cerita, betapa saya suka banget baca buku ketika kecil dulu. Saya pikir, salah satu penyebab saya bisa juara kelas ketika SD, karena saya suka baca buku apa saja. Meski suka baca, ortu nggak mampu belikan saya buku bacaan. Di sekolahpun tidak banyak buku bacaan yang tersedia.
Akhirnya, saya milih membaca buku pelajaran, jadilah saya bisa mengerjakan semua soal ulangan atau ujian dengan mudah.
Segitu sukanya saya sama yang namanya membaca buku.
Selengkapnya di blog reyneraea.com tentang ghost writer dan Buku yang Bernyawa