Well, mungkin sudah menjadi rahasia umum kalau bahasa Inggris dan tetek bengeknya menjadi salah satu momok terbesar buat kita orang Indonesia. Tapi, ya mau gimana lagi? Kita WAJIB meyakinkan pihak kampus bahwa kemampuan bahasa yang kita miliki tidak akan menghambat progres studi kita.
Biasanya, kampus minta total skor minimal 6,5 dengan skor di semua band tidak boleh ada yang di bawah 6. Tapi, pastikan yang kalian daftar adalah yang academic ya, bukan yang general training.
Sebenarnya cara terbaik untuk mengejar skor tinggi adalah les. Ya tapi kaum mendang-mending seperti aku ini tentunya mikir-mikir. Soalnya MAHAL. Biaya tesnya sendiri (belum termasuk les), udah sekitar 3 juta soalnya. Tapi kalau ada yang tertarik buat les, aku kasih gambarannya juga ya.
Di British Council, biaya lesnya mulai sekitar 3,6 juta (buat 1 band skill aja). Kalau di IALF, biayanya lebih murah sih, antara 4 – 4,5 juta. Nah, kalau di LIA, lebih murah lagi. Cuma 1,95 juta untuk 3 bulan, dengan biaya pendaftaran 150 ribu. Detail perbandingannya bisa dicek sendiri di link-link yang sudah kusematkan ya.
Nah, untuk kalian yang punya budget sangat terbatas sepertiku, jangan memaksakan diri untuk les. Karena kita tetap butuh talangan tabungan untuk bertahan hidup sebelum beasiswa cair. Nanti di postingan lain kujelaskan kenapa ini penting ya. Terus apa aja yang kulakukan untuk belajar IELTS?