fbpx

Ugahari

3 April, 2022

EMPAT HARI LALU—saat kertas yang kini lecek akibat terlalu sering diremas itu tiba dalam genggamannya—kepalanya pun riuh mempertanyakan untuk apa ini.

Mengantre di bazar universitas yang menjual pernak-pernik keperempuanan sangat bukan Paula. Dia sendiri jijik membayangkan benda-benda itu menempel di bagian tubuhnya.

Jadi, Paula paham akan pandangan orang yang mengerutkan kening, memicingkan mata, pun memancarkan ekspresi bertanya dari sorot mereka, kendati tak berani menyuarakan apa-apa. Kehadirannya di sini sudah menjadi suatu tanda tanya.

Mereka mungkin ingin melisankan kalimat serupa:

“Ternyata suka benda-benda beginian juga?”

Paula tahu persis jawabannya apa. Tidak pernah, dan tidak akan pernah. Namun, kupon gratis-pilih-apa-pun-di-bazar-aksesoris-universitas-hingga-nominal-seratus-ribu yang dia peroleh sebagai pengunjung ke seratus, terlalu sayang untuk dijejalkan ke dalam kotak sampah.

Baca Selengkapnya
Previous Post:

Peringgan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Illa Al-Mira
"ⓒⓔⓛⓔⓢⓣⓘⓛⓛⓐ" ISFJ-T | AstraFF Roleplayer | Author of Rumpi Rumpang (Storial 2020) | Banker

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

tagcalendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram